Pemerintah AS masih berharap China akan setuju untuk mengembalikan hak penerbangan AS sepenuhnya di bawah perjanjian penerbangan bilateral kedua negara, kata Departemen Transportasi dalam arahan yang direvisi terkait penerbangan China.
"Kalau pemerintah China memberikan lebih banyak izin pagi penerbangan maskapai AS, kami akan melakukan hal yang sama," kata Departemen itu.
Sebelumnya, Amerika Serikat mengancam akan melarang penerbangan penumpang China pada 16 Juni karena pembatasan yang dilakukan Beijing terhadap maskapai penerbangan AS, di tengah ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia itu.
Ancaman tersebut meningkatkan kekhawatiran tentang jumlah penerbangan carter yang ingin dioperasikan oleh maskapai China.
Di antara sejumlah maskapai penerbangan AS, Delta Air Lines dan United Airlines masing-masing berupaya memulai kembali penerbangan penumpang harian ke China pada Juni, namun rencana tersebut diubah karena tidak ada persetujuan dari pemerintah.
Terkait perjanjian China untuk mengizinkan total empat penerbangan AS, Delta menyebut akan mengoperasikan dua penerbangan ke dari kota Seattle ke Shanghai pada pekan depan, dan satu penerbangan mingguan dari Seattle dan Detroit mulai Juli. Semua penerbangan akan melalui Seoul.
Sementara itu, United mengatakan akan mengoperasikan kembali layanan ke China dalam beberapa pekan ke depan.
Otoritas China telah menyetujui beberapa perubahan pada persyaratan bagi maskapai-maskapai penerbangan AS, termasuk mengizinkan pemeriksaan suhu untuk dilakukan sebelum penerbangan bertolak ke China, alih-alih pada pertengahan penerbangan seperti yang dibahas sebelumnya, demikian dikatakan seorang sumber yang mendapat arahan terkait ketentuan tersebut.
Sumber: Reuters
Baca juga: Otoritas penerbangan China terapkan "reward-punishment" soal COVID-19
Baca juga: China mulai izinkan maskapai penerbangan asing masuk
Baca juga: Turkish Airlines kembali buka penerbangan ke China, AS pada Juni
Penumpang pesawat diimbau lakukan tes cepat tujuh hari sebelum terbang
Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020