Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mengatakan Dana Desa yang dialokasikan untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa tahap I telah disalurkan ke sebanyak 72.844 desa, atau 97 persen dari total 74.953 desa di seluruh Indonesia.Grafiknya naik terus
"Grafiknya naik terus," kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Islandar dalam konferensi pers tentang perkembangan penyaluran Dana Desa melalui webinar dari Kemendes PDTT di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan dari total desa yang ada di seluruh Indonesia, desa yang sudah melakukan pendataan keluarga miskin penerima BLT Dana Desa ada sebanyak 73.350,
Kemudian, desa yang sudah melakukan musyawarah desa khusus (Musdesus) dan telah menyerahkan dokumen calon penerima BLT Dana Desa ke kabupaten/kota ada sebanyak 72.855, atau
Sementara itu, kabupaten/kota yang sudah mengesahkan penerima BLT Dana Desa adalah sebanyak 423, atau 96 persen dari total 434 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Lebih lanjut, desa yang sudah menyalurkan BLT Dana Desa ada sebanyak 65.711 desa, atau 88 persen dari total 74.953 desa.
Sedangkan jumlah keluarga penerima BLT Dana Desa adalah 6.881.778 keluarga, dengan total Dana Desa yang sudah disalurkan sebanyak Rp4,12 triliun.
Adapun terkait perkembangan BLT Dana Desa menurut penyalurannya ke tingkat kabupaten/kota, Mendes mengatakan sebanyak 277 kabupaten/kota telah 100 persen menyalurkan BLT Dana Desa.
Kemudian, 95 kabupaten/kota telah menyalurkan BLT Dana Desa antara 75-99 persen, diikuti dengan 24 kabupaten/kota yang penyalurannya antara 50-74 persen, 27 kabupaten/kota dengan persentase penyaluran 1-49 persen dan 11 kabupaten/kota yang penyalurannya masih nol persen atau belum sama sekali.
Mendes mengatakan kabupaten/kota yang belum sama sekali menyalurkan BLT Dana Desa tersebut sebagian besar ada di Provinsi Papua dan Papua Barat.
Pihaknya menduga keterlambatan penyaluran itu disebabkan oleh dua kemungkinan, yaitu karena kemungkinan informasi yang belum masuk akibat kendala komunikasi dan juga diduga karena kondisi geografis yang sangat jauh.
"Karena memang geografisnya sangat jauh, makanya mau disatukan saja, karena biaya untuk mengantar dana ke lapangan dengan besaran dana yang akan didistribusikan ini tidak seimbang," demikian Abdul Halim Islandar.
Baca juga: Kemendes: 6.591.206 keluarga kurang mampu terima manfaat BLT Dana Desa
Baca juga: Aceh dapat apresiasi Kementerian Desa terkait BLT DD
Baca juga: Mendes PDTT sampaikan dua kendala dalam penyaluran BLT Dana Desa
Baca juga: Sejumlah warga di Sleman tidak bersedia terima BLT Dana Desa
Pewarta: Katriana
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020