"Hasil survei yang kami lakukan, kesiapan sarana prasarana sekolah yang mendukung kenormalan baru hanya 53,4 persen," ujar Satriwan dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Dia menambahkan dari angka tersebut, terlihat jelas bahwa sekolah merasa pengadaan dan penyediaan semua sarana prasarana penunjang pembelajaran pada masa kenormalan baru adalah komponen yang paling sulit untuk disiapkan, setidaknya sampai saat ini.
"Ini dijawab lebih dari 50 persen responden yang kemudian berkorelasi dengan jawaban berikutnya. Artinya ketersediaan sarana prasarana ini belum ada di sebagian besar sekolah, walaupun itu sekolah yang berada di zona hijau," ujar dia.
Kemudian adanya protokol kesehatan yang mana sekitar 49,2 persen. Itu menjadi poin kedua yang paling berat untuk disiapkan sekolah sampai saat ini.
Menurut dia, hal itu sangat logis dan berkorelasi dengan kondisi saat ini. Sebab Kemendikbud-Kemenag belum membuat protokol kesehatan sekolah pada masa kenormalan baru. Apalagi disosialisasikan sehingga masih butuh waktu.
Baca juga: Kemendikbud berhati-hati membuka sekolah di zona hijau
Kemudian, kata Satriawan, mengenai kesiapan anggaran. Hal itu menjadi poin ketiga yang paling berat untuk disiapkan sekolah, sebab untuk memenuhi semua kebutuhan sarana prasarana, sekolah tidak tahu sumber uangnya dari mana.
Baca juga: Pemerhati: Prakondisi harus dinyatakan aman sebelum pembukaan sekolah
"Sekolah masih menunggu kebijakan anggaran yang bisa dipakai untuk menyiapkan semua kebutuhan sarana infrastruktur," kata dia.
Baca juga: Mendikbud: Dana BOS digunakan untuk dukung kesiapan satuan pendidikan
Kemudian, menurut Satriawan, hal yang belum dapat dilakukan sekolah adalah sosialisasi pada wali murid karena belum disediakan pemerintah.
Sekolah pun, katanya, merasa waktu persiapan untuk sekolah kembali dibuka terbatas, mengingat tahun ajaran baru akan dimulai pada Juli. Kesiapan guru, aturan teknis, koordinasi dengan banyak pihak, dan kendala manajemen menjadi hambatan dalam pembukaan sekolah di zona hijau.
Pewarta: Indriani
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020