• Beranda
  • Berita
  • Sido Muncul bantu 1.500 botol jamu herbal ke Pemprov Jatim

Sido Muncul bantu 1.500 botol jamu herbal ke Pemprov Jatim

17 Juni 2020 15:50 WIB
Sido Muncul bantu 1.500 botol jamu herbal ke Pemprov Jatim
Bantuan obat herbal dari PT Sido Muncul yang diberikan kepada Pemprov Jatim (ANTARA /Ist)

dukungan dari berbagai pihak memberi semangat kepada kami untuk terus bekerja keras

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul) memberikan bantuan 1.500 botol obat tradisional atau herbal kepada Pemprov Jawa Timur, sebagai dukungan penanganan COVID-19 di daerah itu yang saat ini kasusnya cukup besar.

Komisaris Utama PT Sido Muncul, Jonatha Sofjan Hidajat di Surabaya, Rabu, mengatakan jamu herbal merk JSH itu sudah diteliti selama 5 tahun, dan juga sudah disalurkan ke pasien COVID-19 di RS Wisma Atlet Jakarta, RS darurat di Semarang dan Salatiga, dengan fungsi meningkatkan daya tahan tubuh atau imunitas.

"Bantuan ini sebagai bentuk kepedulian kami untuk warga Jawa Timur dalam meningkatkan imunitas tubuh," kata Jonatha dalam siaran persnya.

Baca juga: BPOM dorong pengembangan obat herbal untuk COVID-19

Ia mengatakan obat tradisional yang disalurkan sudah terdaftar di BPOM dengan nomer registrasi TR202357121 merk Kapsul JSH, serta pasien yang mengkonsumsi mengalami perkembangan kesembuhan seiring meningkatnya imunitas tubuh.

"Saya senang bisa membantu pasien COVID-19 untuk sembuh. Mereka yang sembuh rutin mengkonsumsi Kapsul JSH selama 7-9 hari. Agar lebih efektif, dikonsumsi rutin setiap hari sehingga mempercepat peningkatan daya tahan tubuh. Kini giliran pasien di Jawa Timur, semoga semakin banyak yang sembuh agar pandemi segera berakhir," katanya.

Baca juga: LIPI ciptakan kandidat obat herbal perkuat imunitas lawan COVID-19

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi bantuan berbagai pihak, dan diharapkan bisa membantu meningkatkan imunitas atau daya tahan tubuh para pasien COVID-19.

"Terima kasih atas bantuan dan dukungan PT Sido Muncul kepada masyarakat dan pemerintah provinsi Jawa Timur. Adanya dukungan dari berbagai pihak memberi semangat kepada kami untuk terus bekerja keras menanggulangi pandemi ini," kata Khofifah.

Khofifah menjelaskan, Jatim juga sedang mempersiapkan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Tentang Perlindungan Obat Tradisional. Raperda ini dibahas karena di tengah pandemi COVID-19 obat tradisional atau herbal terbukti memiliki efektivitas membangun imunitas tubuh.

Baca juga: Kepala BPOM: Pandemi munculkan potensi obat herbal Indonesia

Raperda itu sudah masuk dalam pembahasan dewan pekan lalu. Khofifah juga menyebut telah membahas dengan Menkes RI dan Kepala Gugus Tugas Pusat terkait banyaknya produk herbal yang bisa membangun imunitas tubuh melawan COVID-19.

Khofifah mengaku bantuan Herbal JSH Sido Muncul akan disalurkan kepada rumah sakit darurat dan jaringan rumah sakit TNI/Polri, dengan harapan meningkatkan imunitas tubuh para pasien yang tengah menjalani perawatan.

Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim dr Joni Wahyuhadi mengatakan, pihaknya akan melihat dulu indikasinya.

"Kalau memang obat herbal ini untuk meningkatkan kesehatan dan ketahanan tubuh, bisa dipakai untuk siapa saja. Salah satunya sekarang ini pasien yang terpapar COVID-19 dari OTG (orang tanpa gejala) cukup tinggi. Karenanya penting untuk meningkatkan kesehatan tubuh agar tidak tertular,” katanya.

Joni yang juga direktur RSUD dr Soetomo itu mengatakan, sekarang ini melakukan protokol kesehatan juga sangat penting mulai menjaga jarak, memakai masker dan sering mencuci tangan.

Baca juga: LIPI akan uji klinik imunomodulator herbal pada 90 pasien COVID-19

"Kami tidak tahu seberapa imunitas tubuh masing-masing orang meski sudah memakai berbagai macam obat. Sehingga menjaga kesehatan dan mematuhi potokol kesehatan harus tetap dilaksanakan," katanya, menyarankan.

Terkait keberadaan obat tradisional atau herbal, dr Joni mengatakan obat tradisional berbeda dengan obat medical, karena sebagai khasanah budaya dan warisan nenek moyang wajib dilestarikan.

"Yang penting adalah obat tersebut aman dan tidak toksik terhadap tubuh. Terutama obat tradisional yang sudah sangat merakyat itu perlu dikaji," katanya.

Baca juga: Kuli dan buruh beras Cipinang diberi obat herbal antisipasi COVID-19

 

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020