Dokter spesialis kebidanan dan kandungan RS Pondok Indah – Puri Indah, Eric Kasmara mengatakan secara definisi, kontraksi palsu yakni kontraksi rahim yang belum teratur dan tidak memicu kelahiran. Sementara kontraksi sejati biasanya terjadi menjelang persalinan.
"Kontraksi palsu sering kali terjadi kalau ibu kecapekan, dehidrasi juga bisa membuat kontraksi karena biasanya rahim lebih sensitif kalau terjadi dehidrasi," kata dia dalam webinar, Kamis.
Baca juga: Jalani kehamilan saat pandemi COVID-19, ini yang harus dilakukan
Baca juga: Dokter minta ibu hamil tidak khawatir melahirkan saat pandemi
Kontraksi palsu biasanya muncul pada usia kehamilan di atas 20 minggu sampai menjelang persalinan. Berbeda dengan kontraksi sejati yang timbul saat usia kehamilan 32-40 minggu.
"Pada beberapa kasus kontraksi (sejati) bisa timbul lebih cepat sehingga terjadilah persalinan preterm (sebelum cukup bulan atau di atas 37 minggu)," ujar Eric.
Kemudian dari sisi frekuensi dan intensitas, kontraksi palsu muncul tidak teratur, terjadi 1-2 kali sehari atau lebih, tidak bertambah sering dan kondisi ini akan hilang saat ibu beristirahat.
Sementara kontraksi asli muncul teratur dengan interval, sering terjadi awalnya setiap 10 menit sekali, kemudian semakin intens. Kontraksi ini tidak hilang jika ibu berjalan atau mengubah posisi.
Dari sisi durasi, kontraksi palsu terjadi sekitar 20 detik hingga terkadang 2 menit atau lebih. Berbeda dengan kontraksi asli yang biasanya terjadi 30-60 detik atau 70 detik jika sudah menjelang persalinan.
Menurut Eric mereka yang mengalami kontraksi palsu perutnya terasa mulas tanpa nyeri, dimulai dari bagian puncak rahim kemudian turun ke bagian bawah.
"Bayangkan ibu angkat barbel, otot bisepnya kalau dipegang keras. Nah seperti itu tapi adanya di perut dan seringkali perutnya jadi mengeras. Orang lain bisa memegangnya juga," tutur Eric.
Sementara pada kontraksi asli, perut terasa mulas dengan rasa nyeri di bagian pinggang sampai ke perut bagian bawah. Bisa juga disertai keluarnya lendir kental bercampur darah dari vagina atau disebut bloody-show.
"Lendir ini sumbatnya serviks, jadi serviks itu disumbat oleh lendir tujuannya mencegah kuman masuk ke dalam rahim, karena di vagina itu ada kuman. Saat kontraksi sejati bisa terjadi pembukaan, lendir copot seperti lem sagu, agak lengket, kadang kapiler di serviks pecah sehingga munculah darah, darah bercampur lendir," demikian kata Eric.
Baca juga: Mitos persalinan masa normal baru, termasuk tentang air kelapa?
Baca juga: Dokter : ibu hamil cenderung lebih aman dari COVID-19
Baca juga: Keluhan saat hamil dari trimester awal hingga akhir
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020