"Hemat saya harus tetap mengacu pada pendidikan watak," kata Din Syamsuddin dalam Sarasehan Kebangsaan #22 dengan tema "Bagaimana Pendidikan Nasional Pasca COVID-19?" di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Kenormalan baru koreksi sistem dunia pascapandemi, kata Din Syamsuddin
Menurut Din, pendidikan nilai tidak selalu mempersoalkan bagaimana mengatur kegiatan belajar mengajar di sekolah secara lancar. Namun, jauh dari itu bangsa Indonesia harus tetap mengacu pada tujuan sistem pendidikan nasional yang termaktub dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003.
Ia mengatakan pendidikan harus tetap menjadi tujuan utama. Sebab, kemajuan sebuah bangsa diiringi dengan sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat dibangun melalui pendidikan.
Dalam kesempatan itu, tokoh Muhammadiyah tersebut mengingatkan para pengambil kebijakan agar betul-betul hati-hati, terutama saat penerapan normal baru yang berhubungan langsung dengan pendidikan.
Baca juga: Din Syamsuddin ajak umat konsisten beribadah di rumah selama COVID-19
Baca juga: Din dorong ilmuwan Muslim ciptakan lompatan pemikiran
"Karena jangan sampai ada 'lost generation', bahkan bisa kehilangan arah dari kehidupan berbangsa dan bernegara," ujar dia.
Kemungkinan terburuk tersebut, dapat terjadi apabila pemerintah dan pihak terkait tidak memberikan perhatian kepada pendidikan manusia dan penyumbang sumber daya manusia.
Oleh karena itu, ke depan yang dapat dilakukan pemerintah dan masyarakat secara umum ialah kembali memusatkan atau mereorientasikan langkah-langkah untuk tetap menjaga kualitas sumber daya manusia.
Apalagi, kata dia, Indonesia harus tetap menjalankan agenda "nation and character building" atau pembangunan jiwa bangsa yang disuarakan Bung Karno sejak dulu. "Tetap pada tujuan pendidikan yang mementingkan iman, takwa dan akhlak mulia, selain hal-hal lain," katanya.
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020