Otoritas setempat memberlakukan karantina pada Maret demi menekan penyebaran COVID-19, penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona jenis baru (SARS-CoV-2). Pemerintah menutup sekolah, restoran, dan memberhentikan seluruh jadwal penerbangan internasional.
COVID-19, yang telah ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai pandemi, membuat industri pariwisata Mesir terpuruk. Mesir merupakan negara dengan penduduk terbanyak di antara negara-negara Arab.
Pemerintah mengatakan sektor pariwisata berkontribusi terhadap lima persen pendapatan negara. Namun, para pengamat mengatakan kontribusi sektor pariwisata kemungkinan sebesar 15 persen jika nilai investasi yang tidak langsung terkait industri itu turut dihitung.
Mesir berharap dapat kembali menyambut kedatangan wisatawan pada musim panas. Pemerintah mengatakan pihaknya berencana membuka kembali bandara untuk penerbangan internasional mulai 1 Juli.
Kementerian Kesehatan, Kamis, mengumumkan total kasus COVID-19 di Mesir mencapai 50.437 dan 1.938 meninggal dunia akibat penyakit itu.
Menteri Pendidikan Tinggi di Mesir mengutip sebuah hasil studi pada 1 Juni, yang memperkirakan jumlah kasus positif sebenarnya kemungkinan lima kali lebih tinggi dari data resmi yang dilaporkan pemerintah.
Otoritas kesehatan di Mesir pada awal pandemi meminta masyarakat untuk melaporkan diri meskipun hanya mengalami gejala ringan, karena mereka akan dibawa ke rumah sakit untuk dikarantina.
Meskipun tingkat penularan terus naik, kementerian kesehatan mulai mengizinkan pasien dirawat di rumah masing-masing.
Sumber: Reuters
Baca juga: Mesir buka kembali semua bandara internasional mulai 1 Juli
Baca juga: Qatar akan cabut karantina wilayah mulai 15 juni
Baca juga: Arab Saudi kembali buka masjid dengan aturan ketat
KBRI Kairo pulangkan 129 WNI terdampar di Mesir
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020