Stasiun Geofisika (Stageof) Banjarnegara, Jawa Tengah, Minggu, melakukan pengamatan terhadap fenomena gerhana matahari cincin dengan menggunakan alat teleskop, namun tidaak bisa terlihat di wilayah itu.
"Hasil pengamatan menunjukkan gerhana matahari cincin tidak terlihat dari Banjarnegara meski cuaca cerah, karena piringan matahari yang tergerhanai hanya sedikit sekali, yakni kurang dari satu persen," kata Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie di Banjarnegara, Minggu.
Baca juga: Warga Jakarta masih bisa lihat gerhana matahari secara daring
Dia menambahkan selain Banjarnegara, fenomena tersebut juga diprakirakan tidak terlihat dari kabupaten sekitar, seperti Banyumas dan Purbalingga.
Kendati demikian, dia mengingatkan bahwa masyarakat di wilayah lainnya di Jawa Tengah bisa menikmati fenomena gerhana matahari cincin yang terjadi pada hari ini.
"Durasi terjadinya gerhana matahari tersebut bervariasi untuk tiap-tiap daerah. Namun, untuk menikmati fenomena itu harus pakai filter karena dikhawatirkan berbahaya bagi mata bila tanpa menggunakan pelindung atau pelapis," katanya.
Sebelumnya Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Semarang Iis Widya Harmoko mengatakan ada 13 daerah di Jawa Tengah yang akan dilalui fenomena gerhana matahari tersebut, masing-masing Kota Semarang, Kabupaten Pekalongan, Batang, Kendal, Demak, Kudus, Jepara, Pati, Purwodadi, Sragen, Rembang, dan Blora.
Dia menjelaskan peristiwa alam tersebut bisa mulai dinikmati sekitar pukul 14.59 WIB. "Durasinya bervariasi antara 5 hingga 35 menit," katanya.
Baca juga: Kemenag imbau masyarakat shalat gerhana minta COVID-19 segera berakhir
Baca juga: Peneliti Lapan: Indonesia saksikan gerhana matahari cincin 2031
Dia mencontohkan Kabupaten Batang yang diprakirakan terjadi gerhana matahari mulai pukul 15.14 WIB dengan durasi sekitar 5 menit. Sementara Kabupaten Pati yang akan mulai terjadi gerhana pada pukul 15.01 WIB dengan durasi sekitar 35 menit.
Gerhana matahari cincin merupakan fenomena yang terjadi ketika posisi matahari, bumi dan bulan tepat segaris, sehingga piringan bulan yang teramati dari bumi lebih kecil dari matahari.
Pada saat mencapai puncak gerhana, matahari akan tampak seperti cincin, dimana gelap pada bagian tengah dan terang pada bagian tepi.
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020