• Beranda
  • Berita
  • 1.000 karyawan perusahaan daging Jerman Toennies positif corona

1.000 karyawan perusahaan daging Jerman Toennies positif corona

21 Juni 2020 15:02 WIB
1.000 karyawan perusahaan daging Jerman Toennies positif corona
Para pelanggan menunggu di luar toko IKEA setelah "lockdown" terkait penyakit virus corona (COVID-19) dilonggarkan di seluruh negeri dan perusahaan membuka beberapa tokonya di Berlin, Jerman, Senin (11/5/2020). (ANTARA/REUTERS/HANNIBAL HANSCHKE/TM)
Lebih dari 1.000 karyawan di perusahaan pengolahan daging Jerman, Toennies, terbukti positif virus corona, sehingga mendorong otoritas kesehatan setempat untuk memerintahkan seluruh 6.500 pegawai dan keluarga mereka menjalani isolasi.

Penguncian lokal merupakan kemunduran bagi strategi normal baru Jerman. Kanselir Angela Merkel mendukung untuk mempertahankan disiplin penguncian lebih lama, namun melonggarkan aturan pembatasan menyusul tekanan dari kalangan pemimpin negara bagian. 

Meski penanganan krisis COVID-19 negaranya menjadi salah satu yang paling sukses di Eropa, Jerman melihat wabah berulang di rumah-rumah pemotongan hewan, yang karyawannya kebanyakan merupakan migran yang tinggal di mes padat yang disediakan oleh perusahaan.

Ketika berbicara saat konferensi pers pada Sabtu (20/6), pemilik perusahaan pengolahan daging, Clemens Toennies, mengatakan wabah tersebut menyebabkan "krisis eksistensial" bagi perusahaannya, yang berhenti operasi saat otoritas berupaya mengendalikan wabah.

"Sebagai sebuah perusahaan, kami rasa kami telah menjalani prosedur yang tepat," kata Toennies. Ia menambahkan bahwa perusahaannya sedang bersusah payah mengumpulkan data karyawan dan para kontraktor sehingga otoritas dapat melacak wabah tersebut.

"Sebagai pengusaha, saya hanya dapat menyampaikan permohonan maaf. Kami menyebabkan kejadian ini dan kami bertanggung jawab penuh atas masalah ini," kata Toennies.

Wabah COVID-19 mungkin memaksa Negara Bagian Jerman North Rhine Westphalia memberlakukan penguncian lebih luas.

Wabah dekat Kota Gutersloh itu pertama kali dilaporkan pada Rabu (17/6), ketika 400 karyawan terbukti positif virus corona. Pada Jumat (19/6), jumlah tersebut naik dua kali lipat menjadi 803 dan terus bertambah hingga 1.029 pada Sabtu.

Pada Kamis (18/6), China melarang impor daging dari perusahaan tersebut.

Sumber: Reuters

Baca juga: Pabrik pengolahan daging di Australia jadi klaster baru COVID-19

Baca juga: Australia minta G20 akhiri pasar basah hewan liar terkait corona

Baca juga: Jerman luncurkan aplikasi pelacakan kontak COVID-19 pekan ini



 

Pengawasan diperketat antisipasi daging sapi tak layak konsumsi

 

Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020