"Kita mencoba memaksimalkan upaya kontraradikalisme melalui medsos," kata Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar saat berkunjung di Kantor Redaksi LKBN ANTARA, Wisma Antara, Jakarta, Senin.
Diakui Boy, medsos selama ini menjadi salah satu sarana penyebarluasan ideologi radikal dan terorisme secara masif.
Baca juga: BNPT : Perempuan banyak dilibatkan dalam terorisme karena setia
Baca juga: BNPT: Penyintas terorisme bangun persaudaraan dan kebersamaan
Baca juga: BNPT: Ormas Islam kunci pencegahan paham radikal terorisme
Oleh karena itu, BNPT terus memfokuskan upaya kontraterorisme secara langsung maupun tidak langsung, seperti mencegahnya melalui medsos.
"Kita berusaha mengawal medsos jangan sampai dengan mudah menjadi diseminasi informasi yang menyebarluaskan ideologi terorisme dan paham radikal," katanya.
Upaya tersebut merupakan satu dari tiga fokus yang akan dilakukan BNPT di bawah kepemimpinan Boy, selain yang utama bagaimana membangun kesiapsiagaan nasional dengan menggalang kekuatan berbagai elemen masyarakat.
"Kesiapsiagaan nasional wujud dari partisipasi kalangan masyarakat, lintas agama, lintas profesi bersatu padu melakukan upaya cegah dan tangkal," katanya.
Selain itu, kata Boy, poin terakhir yang menjadi fokus BNPT dalam penanggulangan terorisme adalah mengoptimalkan upaya deradikalisasi bagi para narapidana terorisme.
Jadi, kata dia, mulai dari proses penyidikan, penuntutan, proses menjalani hukuman, hingga pasca-menjalani hukuman terus dipantau dan tidak luput dari program deradikalisasi.
"Upaya deradikalisasi kepada mereka yang terlanjur terlibat, terjerat hukum karena radikalisme. Bagaimana mereka bisa menjalani hidup dan bermasyarakat dengan baik," katanya.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2020