Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR menyebutkan Bendungan Pidekso yang tengah dibangun di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah diharapkan dapat mendukung pemulihan ekonomi nasional pascapandemi COVID-19.Bendungan multifungsi dengan kapasitas 25 juta meter kubik ini direncanakan mampu mengairi area irigasi seluas 1.500 hektar
“Bendungan multifungsi dengan kapasitas 25 juta meter kubik ini direncanakan mampu mengairi area irigasi seluas 1.500 hektar. Air irigasi dari bendungan akan meningkatkan Intensitas tanam dari 133 persen atau 2.000 hektare ke 240 persen atau 3.600 hektar. Diharapkan dengan selesainya bendungan ini nanti dapat mendorong pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19 khususnya di bidang pertanian,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Menteri Basuki mengatakan Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, Ditjen Sumber Daya Air tengah menyelesaikan pembangunannya Bendungan Pidekso di Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah.
Bendungan Pidekso merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) di bidang sumber daya air untuk mewujudkan ketahanan air dan pangan nasional.
Bendungan yang berada di hulu Sungai Bengawan Solo ini dibangun dalam rangka pengembangan infrastruktur penyediaan air irigasi 1.500 hektare untuk mendukung ketahanan pangan nasional dan penyediaan air baku 300 liter per detik di wilayah Kabupaten Wonogiri, Sukoharjo, Kota Solo dan sekitarnya.
Selain sebagai irigasi, pembangunan Bendungan Pidekso sangat diperlukan untuk pengendali banjir dan sebagai lahan konservasi serta pariwisata sehingga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Progres pembangunan tahap I bendungan Pidekso saat ini telah mencapai 92 persen. Sedangkan pelaksanaan efektif bagian bendungan dimulai pada pertengahan tahun 2018. Bendungan ini ditargetkan selesai Tahap II pada Desember 2021.
Bendungan Pidekso yang berlokasi di Kabupaten Wonogiri memiliki daya tampung sebesar 25 juta meter kubik dikerjakan oleh kontraktor PT. PP (Pembangunan Perumahan) dengan dana APBN sebesar Rp436,9 miliar dengan masa pelaksanaan selama 2.549 hari kalender.
Pekerjaan pembangunan bendungan tidak dihentikan selama wabah pandemi COVID-19 untuk menjaga kesinambungan roda perekonomian, terutama penyediaan lapangan kerja bagi kontraktor, konsultan dan tenaga kerja konstruksi beserta kegiatan yang mengikutinya. Kegiatan pembangunan yang berlanjut pun diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pemulihan ekonomi nasional di masa normal baru.
Baca juga: KemenPUPR: Rehabilitasi Bendung Tirtonadi kendalikan banjir Kota Solo
Baca juga: Lelang proyek bendungan ibu kota baru tetap jalan
Baca juga: PUPR targetkan konstruksi Bendungan Meninting Lombok rampung 2022
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020