Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa memprediksikan jumlah pengangguran di Indonesia akan mencapai 10,7 juta hingga 12,7 juta orang pada 2021.Pada 2020 penganggur diperkirakan akan bertambah 4 juta sampai 5,5 juta orang dan kalau itu terus berlanjut dikhawatirkan pada 2021 akan mencapai 10,7 juta sampai 12,7 juta orang.
Suharso mengatakan hal itu seiring dengan adanya potensi pertambahan jumlah pengangguran yang mencapai 4 juta sampai 5,5 juta orang pada tahun ini akibat pandemi COVID-19.
“Pada 2020 penganggur diperkirakan akan bertambah 4 juta sampai 5,5 juta orang dan kalau itu terus berlanjut dikhawatirkan pada 2021 akan mencapai 10,7 juta sampai 12,7 juta orang,” katanya dalam Raker bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, Senin.
Baca juga: Bappenas: Daya beli masyarakat hilang Rp362 triliun akibat COVID-19
Sementara itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) untuk 2020 diperkirakan berada di kisaran 8,1 persen sampai 9,2 persen atau lebih tinggi dibandingkan target dalam APBN 4,8 persen sampai 5 persen dan realisasi 2019 sebesar 5,28 persen.
Suharso menuturkan untuk target TPT tahun depan akan berada di antara 7,7 persen sampai 9,1 persen.
“Kita berharap bisa dikembalikan setidaknya mendekati sebelum pandemi,” ujarnya.
Baca juga: Menaker antisipasi penambahan jutaan pengangguran karena COVID-19
Ia menjelaskan peningkatan pengangguran didorong oleh melemahnya kinerja industri manufaktur yang turun hingga 30 persen selama 10 minggu mewabahnya COVID-19 sehingga banyak pekerja di-PHK dan dirumahkan.
Suharso melanjutkan, industri manufaktur secara total memiliki jumlah tenaga kerja mencapai 18 juta dengan 9,8 juta di dalamnya merupakan manufaktur padat karya sehingga sangat berkontribusi terhadap ekonomi.
“Sebanyak 9,8 juta itu kalau 30 persen di-PHK dan lebih dari setengah dirumahkan mengakibatkan utilisasi rendah sekali,” ujarnya.
Baca juga: Pemerintah revisi postur APBN, tekan laju kemiskinan
Ia mengatakan potensi lonjakan jumlah pengangguran juga dikhawatirkan akan menambah jumlah penduduk miskin Indonesia yang jika tanpa intervensi dari pemerintah berpotensi naik sekitar 4 juta orang.
“Pada September 2019 BPS menyebutkan 9,22 persen dan tanpa intervensi kira-kira tingkat kemiskinan 99 mencapai 10,63 persen. Naik sekitar 4 juta orang dari 24 juta ke 28 juta orang,” katanya.
Oleh sebab itu, Suharso memastikan fokus dan strategi pemerintah untuk 2021 adalah mempercepat pemulihan ekonomi nasional dan reformasi sosial yang di dalamnya termasuk menekan jumlah pengangguran dan kemiskinan.
“Dengan intervensi kita bisa menekan di bawah 1 juta dan mudah-mudahan rasionya masih bisa satu digit. Pada 2021 kita berharap ditargetkan 9,2 persen sampai 9,7 persen,” katanya.
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020