• Beranda
  • Berita
  • WHO: kurangnya kepemimpinan global "ancaman terbesar" perangi pandemi

WHO: kurangnya kepemimpinan global "ancaman terbesar" perangi pandemi

22 Juni 2020 22:02 WIB
WHO: kurangnya kepemimpinan global "ancaman terbesar" perangi pandemi
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. ANTARA/HO-WHO/pri.

Ancaman terbesar yang kita hadapi sekarang bukanlah virus itu sendiri, melainkan  kurangnya solidaritas global dan kepemimpinan global,

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut kurangnya kepemimpinan global dan persatuan untuk memerangi virus corona  merupakan "ancaman yang lebih besar" daripada wabah itu sendiri.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menambahkan bahwa politisasi  pandemi  memperburuk situasi.

"Dunia sangat membutuhkan persatuan nasional dan solidaritas global. Politisasi pandemi telah memperburuknya," kata Ghebreyesus di forum kesehatan virtual yang diselenggarakan oleh KTT Pemerintah Dunia, sebuah acara yang diselenggarakan oleh Dubai, Senin.

Dia tidak menjelaskan lebih jauh, tetapi WHO telah dikritik oleh beberapa negara anggota, terutama Amerika Serikat yang mengatakan badan PBB itu terlalu lemah, terlalu lamban, dan terlalu "condong ke China" dalam penanganan penyakit ini.

Baca juga: WHO: Mempersiapkan sistem rujukan COVID-19 sangat penting
Baca juga: WHO: Dunia harus bertindak cepat membendung virus corona


Anggota lain telah menyerukan peninjauan terhadap pandemi, dan Australia mendesak WHO untuk memiliki lebih banyak kekuatan, memungkinkannya untuk merespons krisis kesehatan dengan lebih cepat.

"Ancaman terbesar yang kita hadapi sekarang bukanlah virus itu sendiri, melainkan  kurangnya solidaritas global dan kepemimpinan global," ujar Ghebreyesus.

Dia mengatakan beberapa bagian dari peraturan kesehatan internasional perlu diperkuat supaya "lebih sesuai untuk tujuan".

Namun, ia tidak mengatakan peraturan mana yang perlu diperkuat. Ghebreyesus hanya menyatakan bahwa peraturan-peraturan itu membutuhkan "dana terkoordinasi, dapat diprediksi, transparan, luas, dan fleksibel" untuk dilaksanakan sepenuhnya.

Dia juga mengatakan semua negara harus menjadikan perawatan kesehatan universal sebagai prioritas, memperingatkan dunia telah belajar dengan cara yang sulit bahwa sistem perawatan kesehatan yang kuat adalah "dasar dari keamanan kesehatan global dan pembangunan sosial dan ekonomi".

WHO pada Jumat (19/6) memperingatkan bahwa  pandemi ini menyebar cepat, karena infeksi global naik di atas 8,3 juta orang dengan 453.834 kematian.

Menteri Kesehatan Norwegia Bent Hoeie memperingatkan bahwa wabah virus corona "masih jauh dari selesai".

Sumber: Reuters

Baca juga: Dirjen WHO serukan vaksin corona dibagikan sebagai barang publik
Baca juga: Dirjen WHO: Penanganan pandemi COVID-19 akan ditinjau "pada waktunya"

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020