Syafri menyebut dari 70 orang yang positif tersebut merupakan akumulasi dari jumlah pasien positif dari tenaga kesehatan sejak Maret 2020 lalu.
"Sebenarnya itu akumulatif sejak Maret, jadi bukan dari satu waktu. Jadi sekitar 40 dari 70 tenaga kesehatan ini sudah sembuh sempurna," ungkap Syafri di Makassar, Senin (22/6).
Baca juga: Wagub Sulsel minta warga bantu pemerintah terapkan protokol kesehatan
Baca juga: Gugus Tugas COVID-19 Sulsel dapat bantuan ventilator khusus ICU.
Menurut Jubir Penanganan COVID-19 Sulsel ini yang sekaligus Direktur RS Pendidikan Unhas Makassar, sampai saat ini perkembangan kondisi pada tenaga kesehatan tidak ada yang semakin berat apalagi kritis.
"Jadi tidak ada yang berkembang menjadi keadaan sedang, berat, bahkan kritis. Kita harapkan yang berkembang saat ini bisa seperti demikian," katanya.
Selain itu, ia juga turut mengklasifikasi mengenai dua dokter yang tersisa di ruang UGD RSUP Wahidin Sudirohusodo.
"Terkait hanya tinggal dua dokter itu tidak benar. Bahwa mungkin terbalik, yang saat ini memang dua dokter kita yang terkena di IRD (Instalasi Rawat Darurat)," katanya.
Baca juga: Kepatuhan rendah, Pemerintah Sulsel disarankan buat perda
Baca juga: Akademisi dukung penanganan COVID-19 secara kolektif
Lebih lanjut, Syafri menjelaskan bahwa ampai saat ini dari 45 ventilator yang dimiliki RS rujukan COVID-19 di Sulsel, terhitung baru dua ventilator yang terpakai.
Sementara rumah sakit yang bisa merawat pasien dengan menggunakan ventilator, antara lain RSUP Wahidin Sudirohusodo, RS Siloam, RSKD Dadi, RSUD Sayang Rakyat dan RSUD Daya.
"Saat ini yang merawat pasien dengan penggunaan ventilator itu RS Wahidin, Siloam RS Dadi dan RS Sayang Rakyat. Untuk RS Dadi juga ada satu sampai dua orang dan semua sudah melewati fase-fase kritis," pungkasnya.
Baca juga: Gubernur: Kenaikan kurva positif Covid-19 sesuai analisa ahli
Baca juga: Unhas rekomendasikan 12 penanganan COVID-19 kepada Gubernur Sulsel
Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020