• Beranda
  • Berita
  • Doni Monardo: Asap akibat karhutla bisa tingkatkan risiko COVID-19

Doni Monardo: Asap akibat karhutla bisa tingkatkan risiko COVID-19

23 Juni 2020 11:43 WIB
Doni Monardo: Asap akibat karhutla bisa tingkatkan risiko COVID-19
Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo (kanan), Menko Polhukam Mahfud MD (kiri) dan Menteri LHK Siti Nurbaya menyampaikan konferensi pers usai rapat kabinet terbatas di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (23/6/2020). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/wsj/pri.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengingatkan asap pekat yang timbul jika terjadi kebakaran hutan dan lahan, khususnya lahan gambut, bisa berdampak buruk pada kesehatan masyarakat dan meningkatkan risiko terpapar COVID-19.

“Asap yang pekat bisa timbulkan ancaman kesehatan bagi masyarakat, terutama mereka yang memiliki asma atau ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Dampaknya adalah berbahaya bagi mereka yang menderita penyakit asma ini apabila terpapar COVID-19,” kata Doni usai rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa.

Maka itu, kata Doni, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan upaya pencegahan agar kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tidak terjadi. Doni meminta kerja sama lebih erat antara seluruh komponen masyarakat di seluruh daerah untuk memitigasi karhutla terutama di daerah yang rawan kebakaran.

“Kerja keras, kerja sama dari seluruh komponen masyarakat di seluruh daerah yang tiap tahun alami kebakaran hutan dan lahan yang cukup besar, terutama di kawasan lahan gambut sangat diperlukan,” ujar dia.

Baca juga: Presiden Jokowi perintahkan pencegahan karhutla manfaatkan teknologi

Baca juga: Presiden minta penegakan hukum karhutla tanpa kompromi


“Kita hindari asap agar kita juga bisa selamat dari bahaya COVID-19,” dia menambahkan.

Saat membuka rapat terbatas itu, Presiden Joko Widodo memerintahkan jajarannya bahwa pada Agustus 2020, musim kemarau akan melanda sebagian besar wilayah Indonesia.

Dia merinci bahwa sebanyak 17 persen wilayah Indonesia sudah mengalami kemarau pada April 2020, kemudian 38 persen wilayah lainnya di Mei 2020, dan 27 persen wilayah lainnya di Juni 2020.

“Dan kemarau di sebagian besar daerah zona ini akan terjadi di bulan Agustus. Kita masih memiliki persiapan pendek satu bulan sejak sekarang,” ujar Presiden.

Kepala Negara meminta upaya penataan ekosistem gambut dilakukan secara konsisten. Penataan lahan gambut dilakukan dengan menjaga tinggi muka air tanah, pembangunan sekat kanal, embung (kolam), dan sumur bor.

“Teknologi pembasahan lain sudah kita lakukan hanya saja harus konsisten dilakukan,” ujar Presiden.*

Baca juga: Anggota Polda Sumsel ditempatkan di daerah rawan karhutla

Baca juga: Polda Jambi minta perusahaan siapkan peralatan pemadam karhutla

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020