• Beranda
  • Berita
  • Delapan tempat usaha ditutup akibat langgar PSBB transisi

Delapan tempat usaha ditutup akibat langgar PSBB transisi

23 Juni 2020 15:39 WIB
Delapan tempat usaha ditutup akibat langgar PSBB transisi
Dokumentasi - Petugas Satpol PP melakukan penutupan sementara Emporium Hotel yang menyediakan karaoke dan spa di Pecenongan di tengah wabah virus corona, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (24/3/2020). ANTARA/Livia Kristianti/aa.
Delapan tempat usaha ditutup oleh Dinas Periwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) DKI Jakarta akibat melanggar aturan protokol kesehatan selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi.

Delapan tempat usaha yang ditindak tersebut adalah dua tempat karaoke, empat lokasi restoran dan dua tempat spa

"Yang saya ingat karaoke ada dua, terus ada beberapa restoran empat kalo gak salah, terus ada spa dua. Semuanya melanggar protokol kesehatan," kata Kepala Dinas Parekraf DKI Jakarta Cucu Ahmad Kurnia di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa.

Cucu menjelaskan, pihaknya menindak empat tempat makan tersebut karena di lokasi itu terdapat kegiatan DJ (Disjoki). Sedangkan spa dan karaoke disegel karena mereka belum diizinkan buka tapi beroperasi kembali.

Cucu menerangkan bahwa restoran yang ditindak itu berada di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) Jakarta Utara. Kemudian spa terletak di Pasar Minggu Jakarta Selatan, sedangkan karaoke ada dua di Jakarta Pusat.

"Kebanyakan Jakut, di PIK. Terus ada juga di selatan satu, spa dua di Pasar Minggu. Kalau restoran ngelanggar itu yang ada DJ-nya di PIK," ujarnya.

Baca juga: 129 lokasi pariwisata-hiburan lakukan pelanggaran selama PSBB
Baca juga: Komisi B DPRD tunda rapat evaluasi PSBB dengan Disparekraf
Baca juga: Protokol kesehatan COVID-19 di tempat hiburan masih dikaji


Semua tempat usaha itu ditutup oleh petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI. Dinas Parekraf hanya memberikan surat rekomendasi Berita Acara Pemeriksaan (BAP) pelanggaran itu.

Pihaknya tidak langsung memberikan surat rekomendasi penutupan. Dinas Parekraf memberikan teguran lebih dahulu.

Bila terus melanggar pihaknya akan menyegel melalui Satpol PP. "Kita awalnya persuasif dulu yang bandel kita tegur, kita lihat lagi besoknya kalau masih bandel minta Satpol PP tindak," kata Cucu.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020