• Beranda
  • Berita
  • Pakar: Ekowisata penting bagi konservasi burung air di lahan gambut

Pakar: Ekowisata penting bagi konservasi burung air di lahan gambut

23 Juni 2020 15:52 WIB
Pakar: Ekowisata penting bagi konservasi burung air di lahan gambut
Guru Besar Ilmu Pelestarian Alam dan Pembinaan Margasatwa Institut Pertanian Bogor Prof. Dr. Ir. H. Hadi Sukadi Alikodra berbicara dalam diskusi tentang Konservasi Burung Air bagi Ekowisata di Areal Lahan Gambut melalui webinar, Jakarta, Selasa (23/6/2020). (ANTARA/Katriana)
Guru Besar Ilmu Pelestarian Alam dan Pembinaan Margasatwa Institut Pertanian Bogor Prof. Dr. Ir. H. Hadi Sukadi Alikodra mengatakan pengembangan ekowisata berperan penting dalam upaya pelestarian dan konservasi burung air di areal lahan gambut.

"Jadi, ekowisata atau wisata ekologi ini untuk memberikan pengertian dan pemahaman, mengedukasi masyarakat supaya cinta terhadap burung dan makhluk hidup lainnya," kata Hadi dalam diskusi tentang Konservasi Burung Air bagi Ekowisata di Areal Lahan Gambut melalui webinar di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Burung air sulit beradaptasi karena alam semakin rusak

Hadi mengatakan burung air, contohnya, burung gagang bayam, memiliki karakteristik yang hebat. Selain sebagai spesies burung yang dapat bermigrasi dari beberapa negara atau benua, jenis burung tersebut juga ada yang menetap di suatu wilayah atau disebut juga dengan "resident bird".

Selain dapat hidup di daerah-daerah seperti rawa dan mangrove, burung tersebut juga bisa hidup di lahan gambut, sebagai bagian dari total ekosistem yang disukai jenis burung tersebut. Gambut sebagai bagian dari kesatuan habitat, memiliki peran sebagai pendukung terhadap kelangsungan hidup burung air.

"Penting sekali, gambut merupakan satu bagian dari seluruh kesatuan ekosistem yang mendukung tempat hidupnya burung, tempat bersarang, tempat mencari makan, tempat terbuka untuk mengasuh dan memelihara anak dan tempat bersembunyi. Jadi, kita wajib melindungi burung ini, diberikan hak untuk hidup, diberikan sesuatu yang kita wajib untuk melindunginya," kata dia.

Pemerintah perlu menempatkan burung itu di dalam kawasan konservasi sebagai upaya untuk melindungi dan mempertahankan kelangsungan hidup jenis burung yang terancam punah tersebut.

Baca juga: Kerusakan habitat ancam populasi burung air

Baca juga: Bengkulu jadi jalur migrasi 12 jenis burung air


"Melindunginya di dalam kawasan konservasi. Melindungi jenisnya dan kebetulan burung-burung ini termasuk kebanyakan jenis yang dilindungi. Kemudian juga melindungi kawasannya sebagai kawasan konservasi," ujar Hadi.

Selain melindunginya di dalam kawasan konservasi, masyarakat juga dapat melindungi burung tersebut dengan mengembangkan ekowisata, dengan burung air itu sebagai objek ekowisata untuk mengedukasi masyarakat tentang perlunya menjaga kelestarian alam.

Untuk itu, pengembangan ekowisata, menurut Hadi, merupakan upaya penting yang tidak hanya melindungi satwa-satwa yang terancam punah, tetapi juga melindungi habitat yang menjadi tempat tinggal satwa-satwa tersebut dan keanekaragaman hayati secara keseluruhan.

Selain itu, ekowisata juga dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat di sekitarnya.

"Saya berpikir kalau gambut mengembangkan ekowisata, di situ ada bentuk lain yaitu memberikan pekerjaan bagi warga sekitar supaya mereka lebih mencintai alam, melindungi ekosistem, melindungi gambut, karena mereka diberikan tempat dan peran strategis untuk turut serta dalam pelestarian lingkungan, dikasih pekerjaan sebagai pengrajin, pemandu wisata, pengelola homestay," kata Hadi.

Baca juga: Sensus burung di Angke Kapuk identifikasi 14 jenis burung

Pewarta: Katriana
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020