"Mereka mengatakan, 'kami siap untuk berunding'. Mereka mengatakan sesuatu yang aneh. Apa maksudnya 'kami siap untuk berunding' ? Siapa yang pergi dari meja perundingan? Siapa yang melanggar meja perundingan? Siapa yang membuat ruang perundingan bergejolak? Itu mereka," kata Rouhani. "Jadi ini adalah sebuah kebohongan di atas kebohongan setiap hari".
Melalui cuitan pada awal Juni Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendesak Iran agar membuat kesepakatan dengan Amerika.
Sejak 2018 saat Trump angkat kaki dari kesepakatan nuklir 2015 Iran dengan enam negara besar dunia, Washington kembali memberlakukan sanksi untuk menekan ekspor minyak Iran sebagai bagian dari kebijakan "tekanan maksimum".
AS mengaku tujuannya adalah untuk memaksa Teheran agar menyetujui kesepakatan yang lebih luas, yang membatasi kerja nuklir miliknya, dengan membatasi program rudal balistik dan menghentikan perang proksi regional.
Iran sudah lama mengatakan bahwa mereka tidak akan berunding selama sanksi AS masih berlaku.
Sumber: Reuters
Baca juga: Presiden Iran tolak gagasan 'kesepakatan Trump' soal nuklir
Baca juga: Rouhani: Rakyat Iran takkan tunduk pada persekongkolan 'musuh'
Baca juga: Rouhani: Iran akan kembali ke kondisi masa lalu jika sanksi dicabut
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020