Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita optimistis berbagai kebijakan yang digulirkan pemerintah akan membuat ekonomi rebound atau melambung secara bertahap mulai kuartal ketiga tahun ini.Meskipun sektor industri masih mengalami pertumbuhan rendah di awal tahun, kami meyakini kebijakan yang dikeluarkan akan membuat ekonomi kami kembali rebound secara bertahap
"Meskipun sektor industri masih mengalami pertumbuhan rendah di awal tahun, kami meyakini kebijakan yang dikeluarkan akan membuat ekonomi kami kembali rebound secara bertahap pada kuartal ketiga tahun ini," kata Menperin dalam konferensi pers berbahasa Inggris, di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis.
Agus mengatakan bahwa sektor Industri menjadi kontributor terbesar bagi produk domestik bruto nasional hingga mencapai 90 persen.
Baca juga: Sri Mulyani kejar pemulihan ekonomi terjadi di kuartal III dan IV 2020
Dia meyakinkan bahwa Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan beragam kebijakan progresif bagi sektor industri selama masa pandemi.
Kebijakan paling penting adalah mempersilakan pabrik dan fasilitas manufaktur tetap beroperasi secara aman selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dengan demikian, kata Menperin, baik perusahaan industri domestik maupun asing dapat beroperasi.
Baca juga: Menperin sidak kepatuhan industri beroperasi saat PSBB
Di sisi lain dia menyampaikan pemerintah juga menerbitkan berbagai kebijakan fiskal maupun nonfiskal yang diyakini mendukung industri manufaktur dan menarik investor baru.
"Pemerintah memberikan stimulus fiskal untuk industri terdampak (COVID-19), termasuk relaksasi pajak impor, pajak pendapatan, restitusi pajak dan sebagainya," ujar Menperin.
Pemerintah juga menawarkan super deductible tax hingga 300 persen bagi perusahaan bidang penelitian dan pengembangan (litbang/RnD) dan 200 persen bagi perusahaan penyedia pengembangan vokasi.
"Dengan kebijakan ini industri nasional kami akan mampu menjawab tantangan pandemi global. Hal ini secara jelas terlihat di industri kunci yang memimpin Indonesia dalam menangkal wabah, seperti industri medis, industri konsumsi dan farmasi," ujar Agus.
Baca juga: Kemenperin dorong kemandirian industri alat kesehatan dan farmasi
Dia menjabarkan industri medis dan konsumsi di Indonesia memiliki kapasitas produksi 3 juta masker N95 dan 4,7 miliar masker medis per tahun untuk memenuhi perkiraan kebutuhan domestik sebanyak 172 juta masker per tahun.
Selain itu industri nasional juga mampu memproduksi secara massal berbagai barang kebutuhan medis yang jauh melampaui kebutuhan medis domestik.
"Produksi kami sudah melalui tes America Association of Textile Chemists and Colourists. Saat ini enam dari 16 produsen domestik mempersiapkan pemenuhan permintaan global," jelas dia.
Dia juga menyampaikan salah satu perusahaan lokal tengah mempersiapkan produksi massal ventilator.
"Ini menunjukkan industri nasional tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan domestik namun juga global," ujar Agus.
Sementara itu di industri farmasi, Menperin mengatakan 90 persen fokus bergerak di sektor downstream seperti formulasi obat. Di sisi lain sektor upstream mampu meraih 712 dolar AS per tahun untuk produksi bahan baku.
Baca juga: Kemenperin: Industri farmasi-alkes masuk program Making Indonesia 4.0
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020