"Salah satu tanaman yang memiliki khasiat obat adalah tanaman yang sudah sering dikonsumsi sebagian besar masyarakat, yaitu daun dewa atau dikenal juga dengan nama sambung nyawa." ujar Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry di Jakarta, Kamis.
Sambung Nyawa, tambahnya, paling banyak ditemui di Pulau Jawa, Sumatera, dan Bali. Sambung nyawa dapat tumbuh hampir pada semua jenis tanah dan tidak memerlukan pemeliharaan yang rutin,” lanjutnya.
Baca juga: Ini daun dewa pereda gatal di bantaran Ciliwung
Tanaman yang memiliki nama ilmiah Gynura procumbens (Lour.) Merr. dan termasuk dalam famili Asteraceae ini umumnya tumbuh liar namun juga sudah banyak dikembangbiakan melalui setek batang dan ditanam di pekarangan rumah sebagai tanaman obat.
Sambung Nyawa memiliki akar serabut dan batang agak lunak dengan warna ungu kehijauan. Tanaman Sambung Nyawa yang hidup pada kondisi ternaungi umumnya memiliki daun lebih lebar namun lebih tipis.
Daun merupakan bagian yang sering dimanfaatkan dari tanaman herbal ini. Helaian daun berwarna hijau dengan bentuk bulat telur sampai bulat memanjang, dengan permukaan daun berambut halus dengan pertulangan menyirip.
Peneliti pada Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) Mariana Susilowati menambahkan, senyawa kimia penting yang terdapat pada daun sambung nyawa adalah flavonoid, terpenoid dan asam fenolat.
Baca juga: Potensi atasi COVID-19, Balitbangtan lakukan inovasi Sambiloto
"Flavonoid merupakan metabolit sekunder yang memiliki sifat antioksidan, anti-inflamasi, anti-mutagenik dan anti-karsinogenik serta memiliki kemampuan untuk memodulasi seluler kunci fungsi enzim," katanya.
Bahkan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanolik daun sambung nyawa mampu meningkatkan efikasi agen kemoterapi dalam terapi pengobatan kanker.
Di Indonesia, cara mengkonsumsi daun sambung nyawa untuk kesehatan sangat beragam mulai dari dikonsumsi langsung sebagai lalapan ataupun dalam bentuk bubuk yang dikapsulkan.
Sebagian masyarakat, tambahnya, meyakini bahwa dengan mengkonsumsi tiga lembar daun sambung nyawa segar dalam sehari selama 7 hari dapat bermanfaat sebagai obat kanker rahim, payudara dan kanker darah.
Air rebusan sambung nyawa juga mampu sebagai antihipertensi dengan meningkatkan produksi nitrat oksida pada pembuluh darah .
"Manfaat tanaman sambung nyawa sangat banyak terutama untuk kepentingan kesehatan," katanya.
Selain itu, menurut Mariana, penanaman dan pemeliharaan tanaman ini relatif sangat mudah.
"Tanaman ini tergolong mudah untuk dibudidayakan, sehingga berpotensi besar untuk menjadi salah satu tanaman obat dalam pemanfaatan pekarangan rumah," katanya.
Pewarta: Subagyo
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020