Gubernur Bali Wayan Koster mengembangkan program Lumbung Pangan Masyarakat guna memenuhi ketersediaan beras sepanjang waktu bagi warga setempat dengan harga yang murah atau terjangkau.ketersediaan beras terjamin sepanjang tahun dan merata pada seluruh krama (warga) Bali
"Ke depan kami akan menjalankan program untuk menuju kedaulatan pangan, tentu ini harus dilakukan secara bertahap. Salah satu unsur penting di dalam menuju ketahanan pangan ini adalah program ketahanan pangan yang harus digalakkan di masyarakat," kata Koster saat menyerahkan simbolis bantuan kepada 12 kelompok Lumbung Pangan Masyarakat di Rumah Jabatan Jayasabha, di Denpasar, Kamis.
Menurut dia, salah satu unsur program ketahanan pangan itu melalui lumbung-lumbung pangan yang harus dihidupkan direvitalisasi kembali diberdayakan sebagai satu lumbung untuk menampung produk-produk pertanian di Bali.
Program pengembangan Lumbung Pangan, lanjut dia, sesuai dengan visi misi "Nangun Sat Kerthi Loka Bali" melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru.
"Jadi ini akan kita galakkan di Bali sebagai lumbung yang merupakan kearifan lokal masyarakat kita warisan dari para penglingsir (tetua) kita di zaman dahulu, ujarnya saat menyerahkan bantuan untuk 12 kelompok Lumbung Pangan dari lima Kabupaten se-Bali.
Bantuan yang diserahkan itu ditujukan untuk memperkuat peran Lumbung Pangan Masyarakat yang diberdayakan sebagai lembaga untuk mendukung program ketahanan pangan di provinsi Bali.
Gubernur asal Desa Sembiran, Kabupaten Buleleng itu mengatakan beras sebagai pangan pokok masyarakat harus tersedia sesuai jumlah dan waktu kebutuhan serta terjangkau.
"Agar ketersediaan beras terjamin sepanjang tahun dan merata pada seluruh wilayah dan seluruh krama (warga) Bali dilaksanakan kegiatan pengembangan Lumbung Pangan untuk cadangan beras masyarakat," ujar Koster.
Baca juga: Pemerintah akan perkuat lumbung pangan di berbagai daerah
Baca juga: Pemprov perluas layanan daring Lumbung Pangan Jatim
Sementara itu, Ketua Kelompok Lumbung Pangan Subak Anyar Desa Lalang Linggah, Kecamatan Surabrata, Tabanan I Made Sudiartawan mengatakan bantuan beras sebanyak dua ton yang diberikan kepada Lumbung Pangan sangat membantu ketersediaan beras apalagi masa pandemi COVID-19.
"Pada saat ini kami sebagian masyarakat sebagai petani merasakan dampak luar biasa yang disebabkan oleh virus tersebut perlu rasanya sebagai cadangan pangan kami di masyarakat," ucapnya.
Ia mengatakan petani juga merasakan dampak pandemi karena memiliki anak dan keluarga yang berhenti bekerja. "Kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan ini," kata Sudiartawan.
Ketua Kelompok Subak Mekar Pertiwi, Desa Buana Giri, Karangasem Nyoman Gunasta mengatakan bantuan sebesar Rp40 juta digunakan untuk ketersediaan beras untuk masyarakat khususnya di masa COVID-19 ini.
Menurutnya di Desa Buana Giri juga banyak warga terdampak seperti pekerja migran Indonesia yang dipulangkan dari luar negeri. "Mulai adanya COVID-19 ini kami di desa membangun pasar adat, nah kami juga di lumbung pangan mengadakan pasar murah," ujarnya.
Meskipun saat ini masih banyak bantuan mengalir ke masyarakat, Gunasta mengatakan masyarakat mulai menyadari keberadaan lumbung pangan untuk mencari beras murah dan segar.
"Sementara (yang mencari, red) beras di lumbung memang agak sepi karena masih ada bantuan. Kalau itu sudah berlalu mungkin masyarakat sudah tau (mencari beras dimana,red), karena di lumbung beras murah tapi beras segar," katanya.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Ida Bagus Wisnuardhana mengatakan kegiatan Lumbung Pangan masyarakat diberikan kepada tujuh kelompok masing-masing sebanyak Rp40 juta dan revitalisasi lumbung pangan kepada lima kelompok masing-masing beras sebanyak 20 ton.
"Bantuan uang maupun beras ini tujuannya supaya beras ini tersedia sepanjang tahun, khususnya pada kelompok-kelompok, pada wilayah yang kita anggap daerah rentan rawan pangan," kata Wisnuardhana.
Baca juga: Menparekraf apresiasi kesiapan Bali tarik kepercayaan publik
Baca juga: Gubernur Bali minta waktu operasional pasar dan toko tetap dibatasi
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020