• Beranda
  • Berita
  • IBL upayakan beban biaya tes PCR ditanggung swasta

IBL upayakan beban biaya tes PCR ditanggung swasta

26 Juni 2020 00:19 WIB
IBL upayakan beban biaya tes PCR ditanggung swasta
Pebasket klub Amartha Hangtuah Firman Yohanes (kiri) dan asisten pelatih Ary Sapto berlatih di mes milik klubnya di Kemang, Jakarta, Jumat (12/6/2020). Sebagian pemain klub yang berasal dari luar Jakarta tetap berlatih di mes tersebut di tengah pandemi COVID-19 hampir selama tiga bulan terakhir untuk menjaga kebugaran sehingga target klub untuk melaju babak 'final four' Indonesian Basketball League (IBL) 2020 dapat tercapai. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.
Direktur Utama Liga Bola Basket Indonesia (IBL) Junas Miradiarsyah mengatakan bahwa pihaknya tengah mengupayakan agar kewajiban tes usap reaksi rantai polimerase (PCR) sebagai syarat melanjutkan kompetisi musim 2020 bisa ditanggung oleh pihak swasta.

Menurut Junas, upaya tersebut dilakukan untuk mengurangi konsekuensi biaya yang mesti ditanggung baik oleh penyelenggara maupun klub. Apalagi skenario liga musim ini yang direncanakan digelar secara tertutup juga telah membuat IBL harus kehilangan pemasukan dari tiket penonton.

"Kami harapkan apabila ada pihak baik pemerintah ataupun swasta yang bisa mendukung bisa lebih bagus lagi. Kami masih berupaya buka komunikasi dengak pihak-pihak yang mempunyai fasilitas (tes PCR) tersebut," kata Junas saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Kamis.

Baca juga: Louvre keberatan tanggung biaya tes swab untuk lanjutkan IBL 2020

PP Perbasi dalam panduannya memang mewajibkan para pemain, ofisial, dan staf yang terlibat di IBL 2020 untuk melakukan tes PCR. Tes tersebut dilakukan sebelum kompetisi dimulai dan berkala selama sepekan saat liga sedang berlangsung.

Sementara manajemen IBL hanya akan menanggung biaya penyelenggaraan sehingga tes sepenuhnya harus ditanggung sepenuhnya oleh klub.

Jumlah yang harus dikeluarkan klub untuk tes PCR bisa dibilang cukup mahal. Misalnya, klub harus mengetes sekitar 20 termasuk pemain dan ofisial dengan asumsi sekali tes membutuhkan Rp2 juta, maka klub harus mengeluarkan Rp40 juta hanya untuk sekali berlaga.

Jumlah tersebut akan bertambah dengan liga yang akan berlangsung sebulan mulai dari babak playoff hingga final.

Baca juga: Perbasi dan IBL serahkan dokumen rencana kompetisi ke Gugus Tugas

Biaya tersebut sempat dikeluhkan oleh pemilik klub Louvre Surabaya, Erick Herlangga. Ia menyatakan keberatan apabila harus mengeluarkan ongkos sebesar itu di saat bersamaan, kondisi keuangan klub tidak stabil akibat kompetisi yang terhenti.

"Untuk tes PCR saya kita berat. Kalau rapid test kami masih sanggup," kata Erick, Rabu (17/6).

Namun Junas mengatakan pihaknya akan kembali menggelar rapat bersama klub-klub peserta untuk membahas masalah tersebut.

"Kami akan berbicara bersama klub. Kami saat ini masih mengumpulkan informasi," pungkasnya.

Baca juga: Kemenpora bahas rencana kelanjutan kompetisi bersama Gugus Tugas
Baca juga: Panduan normal baru Perbasi lampu kuning untuk kelanjutan IBL 2020
Baca juga: IBL puas dengan panduan normal baru dari PP Perbasi

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2020