• Beranda
  • Berita
  • Kanada salurkan 90.000 masker bedah senilai Rp47,3 M ke ASEAN

Kanada salurkan 90.000 masker bedah senilai Rp47,3 M ke ASEAN

29 Juni 2020 16:31 WIB
Kanada salurkan 90.000 masker bedah senilai Rp47,3 M ke ASEAN
Duta Besar Kanada untuk ASEAN Diedrah Kelly (kanan), Sekretaris Jenderal ASEAN Dato Lim Jock Hoi (tengah), dan Perwakilan Tetap Myanmar untuk ASEAN U Aung Myo Myint (kiri) menunjukkan bantuan penanggulangan COVID-19 yang diberikan Pemerintah Kanada kepada ASEAN secara simbolik di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Senin (29/6/2020). (ANTARA/Genta Tenri Mawangi)
Pemerintah Kanada menyalurkan bantuan untuk penanggulangan COVID-19 berupa 90.000 masker bedah senilai Rp47,3 miliar (4,5 juta dolar Kanada) kepada Perhimpunan Bangsa-Bangsa di Asia Tenggara (ASEAN).

Puluhan ribu masker bedah itu merupakan bagian dari 690.000 masker yang akan diberikan Kanada untuk negara-negara ASEAN, kata Duta Besar Kanada untuk ASEAN, Diedrah Kelly, di Jakarta, Senin.

"Kami berharap masker ini dapat membantu menekan penularan virus," kata Dubes Kelly saat upacara penyerahan yang dihadiri oleh Sekretaris Jenderal ASEAN Lim Jock Hoi, di Sekretariat ASEAN Jakarta.

Menurut Kelly, masker merupakan alat penting tidak hanya untuk mencegah penularan, tetapi juga memastikan setiap orang aman saat menjalani kondisi normal baru.

"Kita tidak dapat sepenuhnya yakin untuk kembali menjalani hidup normal, kecuali kita dapat memastikan tiap orang aman. Oleh karena itu, belum ada yang dapat menjamin kita aman sebelum ada bukti ilmiahnya, dan sebelum ada vaksin yang terbukti efektif mencegah virus," kata dia.

Di samping menyerahkan bantuan, Dubes Kelly juga menjelaskan sejumlah kerja sama yang telah dilakukan ASEAN dan Kanada sejak COVID-19 ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Maret 2020. Salah satu kerja sama itu diwujudkan lewat program pengurangan ancaman senjata biologis yang telah dijalankan oleh dua pihak sejak 2013.

"Program pengurangan ancaman senjata ini telah membantu beberapa kerja ASEAN Emergency Operations Center Network dan ASEAN BioDiaspora Virtual Center selama pandemi," terang Kelly.

Program tersebut, ia menjelaskan, bertujuan mencegah, mendeteksi, dan menanggulangi seluruh jenis ancaman biologis yang terjadi secara alamiah maupun buatan manusia.

Dalam kesempatan yang sama, Sekjen ASEAN Dato Lim Jock Hoi menjelaskan dua pihak juga membangun kemitraan dalam mencegah ancaman biologis sejak 2014.

"Saat ini program mitigasi itu masuk dalam tahap kedua dan akan berlaku sampai 2020," ujar Lim.

Program mitigasi itu, ia menjelaskan, mencakup penguatan pengawasan terhadap penyebaran penyakit menular, peningkatan kapasitas laboratorium, penguatan sektor keamanan dari ancaman biologis (biosafety/biosecurity), dan peningkatan kapasitas penanggulangan, koordinasi, dan penilaian risiko.

Usai menghadiri upacara penyerahan bantuan, Kelly menyampaikan banyak pihak yang mempertanyakan kerja sama Kanada dan ASEAN di bidang kesehatan serta mitigasi ancaman biologis.

"Saat itu (pada 2013, red) banyak yang berpikir kerja sama ini abstrak, tetapi sekarang saat pandemi, kerja sama ini justru bentuk kemitraan yang paling konkret," ujar dia.

Dubes lanjut menyampaikan bahwa  Pemerintah Kanada berencana  untuk kemudian meningkatkan kapasitas laboratorium di negara-negara ASEAN serta menguatkan koordinasi untuk mengurangi dampak wabah.

Baca juga: Beda dengan ASEAN, Kanada terang-terangan soal Rohingya

Baca juga: Kanada sediakan beasiswa 10 juta dolar Amerika Serikat untuk ASEAN

Baca juga: ASEAN dorong Kanada tuntaskan perjanjian perdagangan bebas


 

Presiden Jokowi inginkan ASEAN bekerja sama pulihkan ekonomi

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020