"Kalau tidak koordinasi, pasti kami tidak punya data," kata Kepala Dinkes Surabaya Febria Rachmanita saat menanggapi keluhan salah satu dokter di RSUD dr. Soetomo yang menyebut banyak rumah sakit penuh selama penanganan COVID-19 saat audiensi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Jatim di Balai Kota Surabaya, Senin.
Baca juga: Khofifah bentuk tim khusus kendalikan COVID-19 di Surabaya Raya
Febria memastikan Dinas Kesehatan Surabaya setiap hari selalu rutin melakukan koordinasi kepada semua rumah sakit di Kota Surabaya. Rumah sakit yang dilakukan dengan keliling itu untuk memastikan ketersediaan tempat tidur dan jumlah pasien yang sedang dirawat.
"Kami melakukan itu setiap hari karena tidak semua rumah sakit entri data pasien. Sehingga kami harus mendatangi rumah sakit itu setiap harinya, yang mana sering tidak entri data dan yang mana yang tidak tepat waktu melaporkan pasiennya," ujarnya.
Feny mengakui koordinasi itu memang terkadang tidak langsung dengan direksinya tapi biasanya dengan rekam mediknya dengan perawatnya atau dokter jaganya.
Ia jug menjelaskan bahwa harus tahu tentang data pasien itu karena untuk kepentingan tracing atau pelacakan warga yang terpapar COVID-19 yang dilakukannya setiap hari. Dengan masifnya tracing itu, kata dia, maka penularan virus tersebut bisa segera dicegah.
"Kami juga punya data bahwa saat ini ada sebanyak 429 tempat tidur kosong di 50 rumah sakit di Surabaya, kami tahu karena kami keliling ke rumah sakit itu," katanya.
Baca juga: 99 tempat tidur untuk pasien COVID-19 di rumah sakit Surabaya kosong
Baca juga: Warga tak mampu di Surabaya berstatus PDP keluhkan biaya swab
Baca juga: Petugas medis Surabaya akui sering dimaki saat tracing ODP-OTG
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020