Militer Brazil mengantarkan pasokan alat pelindung dan obat-obatan kepada suku Yanomami, masyarakat adat Amazon yang terisolasi dan tinggal di perbatasan dengan Venezuela, serta melakukan tes pengujian COVID-19 terhadap beberapa anggotanya.Tujuan utama dari operasi bersama oleh angkatan bersenjata adalah untuk melacak COVID-19 di desa-desa terdekat,
Hasil tes cepat menunjukkan tidak ada orang yang positif COVID-19, tetapi pandemi virus corona telah mengancam ratusan suku Amazon yang tidak memiliki imunitas terhadap penyakit eksternal dan gaya hidup komunalnya tidak memungkinkan untuk menerapkan jarak sosial.
"Tujuan utama dari operasi bersama oleh angkatan bersenjata adalah untuk melacak COVID-19 di desa-desa terdekat," ujar kapten angkatan laut medis Jarbas de Souza.
Operasi untuk membantu suku Yanomami yang hidup dengan cadangan terbesar di Brazil bertujuan untuk melawan kritik bahwa pemerintah sayap kanan Presiden Jair Bolsonaro tidak melakukan cukup upaya untuk melindungi masyarakat adat dari penularan virus corona.
Baca juga: Kasus corona di Brazil terus melonjak dengan 39.483 kasus tambahan
Baca juga: Rio de Jainero izinkan penonton di stadion mulai 10 Juli
Pada Selasa (30/6), angkatan darat Brazil mengangkut pasokan masker, gel alkohol, celemek, sarung tangan, alat tes dan obat-obatan termasuk 13.500 pil klorokuin dari ibu kota negara bagian Roraima, Boa Vista, menggunakan helikopter jenis Blackhawk ke pos perbatasan militer jauh di dalam hutan hujan.
Orang Yanomami dan Yekuana yang gelisah, tanpa alas kaki dan memakai masker, mengantre untuk diuji atau diperiksa oleh dokter untuk mengidentifikasi masalah kesehatan lainnya di desa terdekat. Bayi-bayi menangis setelah jarinya ditusuk untuk dites cepat.
"Mereka takut," kata Elaine Maciel, dari kantor regional agensi urusan adat pemerintah Funai.
"Ini adalah virus yang tidak diketahui oleh mereka, seperti juga bagi kita. Banyak yang memilih untuk mengisolasi diri mereka sendiri dan tidak datang kepada tim medis sebagai cara menghindari penularan," katanya.
Maciel mengatakan bahwa suku Yekuana, yang memiliki akses internet dan tahu lebih banyak tentang kedaruratan pandemi COVID-19, adalah yang paling takut berkontak, sementara suku Yanomami berinteraksi dengan mudah, bertukar hadiah dengan orang luar---kerajinan tangan mereka untuk sabun batangan dan baterai.
Menteri Pertahanan Brazil Fernando Azevedo, seorang pensiunan jenderal militer, akan mengunjungi operasi di pos perbatasan Auaris Rabu.
Sumber: Reuters
Baca juga: Warga Amazon lebih memilih obat herbal racikan sendiri untuk COVID-19
Baca juga: Tarian iringi pemakaman ketua suku Amazon yang meninggal karena corona
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020