"Boleh lah kita renegosiasi soal kontrak memang karena hal itu diperlukan untuk menstabilkan kondisi keuangan tim," ujar Eky seperti dilansir dari laman Liga Indonesia di Jakarta, Kamis.
Pandemi COVID-19 yang melanda Tanah Air ini membuat seluruh sektor terkena dampaknya termasuk sepak bola. Sejak Maret, federasi terpaksa menghentikan kompetisi dan membuat seluruh klub mengalami permasalahan keuangan.
Baca juga: PSSI resmi putuskan Liga 1, 2, dan 3 bergulir mulai Oktober 2020
PSSI lantas mengeluarkan keputusan yang memperbolehkan klub membayar 25 persen gaji pemain hingga ofisial mulai Maret hingga Juni dari kesepakatan kontrak.
Meski begitu, dana dari sponsor yang mandek serta tak ada pemasukan dari penjualan tiket pertandingan membuat klub harus pintar-pintar menambal pos-pos pengeluaran.
Berkaca pada kondisi tersebut, Eky sadar betul bahwa renegosiasi merupakan langkah tepat untuk meringankan beban klub.
Baca juga: PSSI persilakan klub potong gaji pemain dan pelatih pada lanjutan liga
"Kalau saya oke-oke saja, renegosiasi karena situasi dan kondisinya belum stabil terutama kondisi keuangan klub. Pasti di tim agak oleng kondisinya," kata dia.
Sebelumnya, PSSI memutuskan untuk kembali memulai liga pada Oktober. Namun perihal teknis serta penjadwalan, federasi menyerahkan seluruhnya ke operator liga.
Sementara itu, PT. LIB akan mengebut penyelesaian teknis lanjutan Liga 1 yang di dalamnya termasuk detail jadwal dan direncanakan bisa rampung dua hingga empat pekan ke depan.
Baca juga: LIB kebut penyelesaian teknis lanjutan liga
Baca juga: LIB belum bisa pastikan kenaikan subsidi klub Liga 1 dan 2
Baca juga: PT LIB buat kontrak baru untuk sponsor jelang kelanjutan Liga 1
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2020