"Menjalankan latihan militer di wilayah yang disengketakan di Laut China Selatan itu kontraproduktif bagi upaya meredakan ketegangan dan memelihara stabilitas," kata departemen itu dalam satu pernyataan.
Pekan lalu China mengumumkan pihaknya telah menjadwal lima hari latihan yang dimulai 1 Juli dekat kepulauan Paracel, yang didaku baik oleh Vietnam maupun China.
"Latihan militer merupakan rangkaian panjang terbaru dari tindakan PRC (Republik Rakyat China) untuk menyatakan pendakuan tak sah atas wilayah laut dan merugikan para jiran Asia Tenggaranya di Laut China Selatan," kata pernyataan itu.
AS menuduh China membuat Laut China Selatan jadi kawasan militer dan mencoba menakut-nakuti negara-negara Asia sekitar yang mungkin ingin mengeksploitasi cadangan minyak dan gasnya yang besar.
China mendaku 90 persen Laut China Selatan yang secara potensial kaya energi, tapi Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam juga mendaku bagian-bagian dari perairan itu, yang setiap tahun menjadi lalu lintas perdagangan senilai sekitar 3 triliun dolar (setara Rp 45 kuadriliun).
Reuters
Baca juga: China latihan militer di Laut China Selatan, Vietnam ajukan keberatan
Baca juga: Menanti soliditas ASEAN hadapi "zero sum game" China di LCS
Baca juga: Indonesia dorong negosiasi CoC Laut China Selatan segera dilanjutkan
Pewarta: Mulyo Sunyoto
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020