Negosiasi CoC yang terhenti karena pandemi sudah waktunya dimulai kembali karena kita meyakini bahwa CoC akan berkontribusi pada penciptaan lingkungan yang kondusif di Laut China Selatan
Indonesia mendorong negosiasi mengenai kode tata perilaku (Code of Conduct/CoC) Laut China Selatan, yang sempat terhenti akibat pandemi COVID-19, dapat segera dilanjutkan.
Usulan tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pertemuan informal para menlu ASEAN (ASEAN Ministerial Meeting/AMM) secara virtual dari Jakarta, Rabu.
“Negosiasi CoC yang terhenti karena pandemi sudah waktunya dimulai kembali karena kita meyakini bahwa CoC akan berkontribusi pada penciptaan lingkungan yang kondusif di Laut China Selatan,” kata Retno Marsudi dalam konferensi pers secara daring usai pertemuan tersebut.
Meskipun tidak pernah menempatkan diri sebagai negara yang turut bersengketa dalam perebutan wilayah di Laut China Selatan, Indonesia menilai negosiasi CoC dapat menjadi kunci penyelesaian konflik.
Baca juga: ASEAN-China segera masuki pembahasan konten CoC Laut China Selatan
Baca juga: Menlu Retno dijadwalkan bertemu PM China
Indonesia juga berpendapat ASEAN perlu mengirimkan pesan kepada semua pihak untuk berkontribusi pada stabilitas dan perdamaian di wilayah perairan tersebut.
Dalam hal ini, ASEAN harus menunjukkan soliditas mengenai penghormatan prinsip-prinsip hukum internasional termasuk Konvensi Hukum Laut PBB 1982 (UNCLOS) dan putusan Pengadilan Arbitrase Permanen PBB (PCA) mengenai pelanggaran kedaulatan Filipina di Laut China Selatan oleh China.
“Kolaborasi dan kerja sama harus selalu dikedepankan, bukannya rivalitas,” Menlu Retno menegaskan.
Sejauh ini, perumusan CoC sudah menyelesaikan tahap pembacaan draf isi atau first reading.
ASEAN dan China telah menjadwalkan untuk memulai proses pembahasan materi atau second reading pada tahun ini, dengan empat pertemuan yang rencananya akan berlangsung di Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, dan China.
Namun, akibat pandemi virus corona, tahap second reading harus ditunda.
Secara terpisah, Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kemlu Jose Tavares menjelaskan bahwa perundingan CoC harus dilaksanakan secara tatap muka, sehingga pelaksanaannya akan menunggu hingga situasi pandemi telah membaik.
Menurut Jose, ASEAN dan China tetap optimistis untuk menyelesaikan CoC yang diharapkan menjadi pedoman tata perilaku guna menghindari konflik terutama antarnegara yang saling bersengketa di Laut China Selatan.
“Tetap harus (optimistis). Komitmen dan kemauan politik sudah ada, bahkan PM China Le Keqiang sudah menargetkan tahun depan (CoC) selesai,” tutur Jose pekan lalu.
Baca juga: Jalan panjang ASEAN dan China capai COC demi LCS yang damai
Baca juga: Kode etik Laut China Selatan diselesaikan tiga tahun
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020