Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menghadirkan Teman Bus di Kota Solo yang akan melayani empat rute koridor.Tujuan pemerintah menerapkan buy the service ini adalah agar kita bersama-sama menjaga iklim, udara yang makin lama makin bersih...
"Beberapa tahun belakangan memang dikembangkan transportasi massal, seperti di Jakarta berbasis rel, MRT, LRT, namun untuk investasi KA ini sangat tinggi," kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi di sela peluncuran Teman Bus di Balai Kota Surakarta, Sabtu.
Pemerintah, lanjut dia, lebih mempertimbangkan penggunaan transportasi yang paling cepat tersampaikan ke masyarakat dengan beli layanan, salah satunya menggunakan Batik Solo Trans (BST) yang bertindak sebagai operator.
Baca juga: Belajar dari pandemi, Kemenhub gencarkan program beli layanan bus
"Kami melakukan kajian, potensi yang sangat besar kalau ini dioperasikan dan Solo menjadi salah satunya. Ini juga tidak akan terselenggara jika Pemda kurang komitmen terhadap kami," katanya.
Ia mengatakan program serupa sudah diluncurkan di Palembang dan hingga saat ini hasilnya cukup baik. Berdasarkan data, kata dia, pada satu bulan pengoperasian Teman Bus sudah melayani sekitar 55.000 penumpang.
Terkait tarif, lanjutnya, pada tahun ini masih gratis. Untuk tahun berikutnya mulai berbayar, namun dengan tetap memperoleh subsidi yang cukup besar dari pemerintah.
"Tujuan pemerintah menerapkan buy the service ini adalah agar kita bersama-sama menjaga iklim, udara yang makin lama makin bersih dengan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi," katanya.
Ia mengatakan penerapan program buy the service atau beli layanan bagian dari digitalisasi 4.0 karena Teman Bus dilengkapi juga dengan aplikasi mobile untuk memudahkan penumpang mendapatkan informasi rute, titik halte, dan jadwal keberangkatan bus.
Baca juga: Tingkatkan akses darat Karimunjawa, Menhub rancang skema beli layanan
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020