PT Borneo Indah Marjaya dan PT Palma Plantasindo menggunakan drone untuk memantau sekaligus mendeteksi kemungkinan munculnya titik-titik api dan kebakaran lahan di area perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur menjelang musim kemarau.
"Dengan memanfaatkan drone pemantauan titik api menjadi lebih mudah, cepat, dan tetap menjaga jarak antarorang," kata Administratur PT BIM-PPS, Andy HE Jaya, Sabtu.
Baca juga: Karhutla di Kaltim dipantau gubernur-pangdam-kapolda
Drone adalah pesawat khusus tidak berawak dan dikendalikan dari jauh (remote). Untuk keperluan pengawasan, drone bisa dilengkapi dengan kamera. Drone yang terbang pada ketinggian tertentu dapat dengan mudah mendeteksi asap atau titik api, bahkan hingga jarak kiloan meter. “Kalau api sudah terdeteksi, tinggal tim pemadam kebakaran beraksi,” ucapnya.
Ia menambahkan sistem monitoring titik api dari SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sudah terintegrasi dengan sistem internal perusahaan, sehingga notifikasi titik api menjadi lebih cepat didapatkan. "Semakin cepat informasi lokasi titik api didapat, semakin cepat kita bergerak,” lanjut Andy.
Tak ketinggalan sarana prasarana pemadaman seperti brandwir (mobil pemadam dengan persediaan air dan alat semprot, pompa, embung air, dan peralatan lainnya) juga sudah dipersiapkan sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 5 Tahun 2018.
“Kami juga segera mewujudkan Kelompok Tani Peduli Api (KTPA) dari 5 desa sekitar perusahaan,” kata Andy.
KTPA PT BIM-PPS akan dibentuk di Desa Laburan, Lori, Sungai Batu, Sungai Langir, dan Desa Percepat dengan kepala desa masing-masing sebagai ketuanya.
Baca juga: Pemprov Kaltim diminta cegah kebakaran hutan
"Saya sangat mengapresiasi PT BIM-PPS dalam pembentukan KTPA di desa-desa sekitar perusahaan," kata Kepala Bidang Perkebunan Dinas Perkebunan Kaltim Asmirilda.
Dengan melibatkan masyarakat, semakin banyak yang peduli pada pencegahan dan penanganan kebakaran lahan.
SiPongi adalah sistem informasi yang termuat di laman sipongi.menlhk.go.id, sebagai upaya deteksi dini kebakaran lahan. SiPongi berbasis data dari satelit NOAA dan Terra serta dibantu cahaya matahari.
Dari laman indonesia.go.id disebutkan cara kerja SiPongi, yaitu dengan menangkap suhu dan luasan titik api lalu disampaikan ke pusat informasi dan ditampilkan ke web.
Baca juga: Polda Kaltim andalkan teknologi dan personel Babinsa pantau titik api
Baca juga: BENCANA ASAP - Satelit Terra deteksi 333 titik panas di Kaltim
Aplikasi ini memiliki dua tampilan yang bisa dibuka masyarakat maupun internal KLHK dengan unit-unit terkait dalam permasalahan kebakaran hutan. Ada dukungan fasilitas call center dengan nomor +6281310035000 dan SMS Center pada nomor +6281297185000 untuk pengaduan titik api baru, juga dapat dipantau melalui twitter di @hotspotsipongi.
Pewarta: Novi Abdi
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020