Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) Athaillah Hasbi menyebutkan saling menguatkan, semangat gotong royong dan kebersamaan dapat mencegah perceraian saat pandemi COVID-19.semua merasakan dampaknya, bahkan menjadi faktor utama pemicu perceraian di musim pandemi ini
Anggota Komisi IV DPRD Kalsel yang membidangi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) itu di Barabai, Hulu Sungai Tengah (HST), Minggu (5/7), menyampaikan tanggapan atas maraknya kasus perceraian yang terjadi di tengah pandemi COVID-19 di Kalsel, khususnya di Kabupaten HST.
Baca juga: Selama enam bulan, di OKU tercatat 264 kasus perceraian
Ia mengatakan perceraian meningkat di tengah pandemi COVID-19 rata-rata dilatarbelakangi faktor ekonomi. Dampak pandemi corona memang tidak bisa dihindari dan sangat terasa di berbagai sektor kehidupan, terutama sektor perekonomian dan berimbas pada persoalan rumah tangga.
"Baik buruh atau karyawan ataupun pelaku usaha, semua merasakan dampaknya, bahkan menjadi faktor utama pemicu perceraian di musim pandemi ini," kata Athaillah Hasbi.
Baca juga: Gugat cerai dominasi kasus di Aceh, ini penjelasan mahkamah syariah
Ia menjelaskan potensi melonjaknya angka perceraian akibat ekonomi yang terdampak wabah corona bisa diminimalkan dengan menjaga stabilitas perekonomian masyarakat,. Peran pemerintah sangat diperlukan intervensinya dalam berbagai program penguatan ekonomi kerakyatan.
Ia menegaskan tidak hanya peran pemerintah, di tengah pandemi COVID-19 sangat diperlukan saling menguatkan, semangat gotong royong dan kebersamaan. Yang kuat dapat membantu yang lemah, agar terus terjaga salah satunya dalam mendorong stabilitas perekonomian masyarakat.
Baca juga: Januari-April terjadi 1.030 kasus perceraian di Sultra
Dengan tetap disiplin mengutamakan protokol kesehatan dalam pencegahan penyebaran virus, roda perekonomian, seperti di kantor-kantor, toko, pasar-pasar tradisional ataupun pabrik, dunia usaha dan industri lainnya, dapat tetap bergerak.
"Karyawan atau buruh maupun usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) tidak ada yang mati, jadi perekonomian dapat terus bergerak," kata Anggota DPRD Kalsel dari Fraksi Partai Golkar, putra kelahiran Bumi Murakata, HST ini.
Selain itu, menurut dia, perlu edukasi dengan memberikan penyuluhan bisa melalui media sosial, konferens video, ataupun radio dari guru, tokoh agama, ulama maupun pemerintah setempat melalui dinas yang kompeten, sehingga semua pihak mengerti dan berusaha bersama-sama untuk bangkit.
Baca juga: Faktor ekonomi penyebab tinggi angka perceraian di Cianjur
Begitupun terkait dengan perceraian di masa masa pandemi, agar pasangan suami isteri bisa menerima keadaan cobaan saat wabah ini dan saling bisa menguatkan.
Athaillah mengingatkan perceraian bisa berdampak buruk yang panjang terhadap anak yang menjadi korban dari perceraian.
Ia juga mengingatkan pencegahan pernikahan usia dini juga perlu disosialisasikan untuk mencegah perceraian.
Baca juga: Penggunaan medsos memicu perselisihan berujung perceraian di Solok
Pewarta: Gunawan Wibisono/Fathurrahman
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020