• Beranda
  • Berita
  • Antropolog: Institusi keluarga menjadi semakin penting akibat pandemi

Antropolog: Institusi keluarga menjadi semakin penting akibat pandemi

6 Juli 2020 14:55 WIB
Antropolog: Institusi keluarga menjadi semakin penting akibat pandemi
Tangkapan layar antropolog Dr. Kartini Sjahrir dalam diskusi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Senin (6/7/2020) (ANTARA/Prisca Triferna)
Antropolog Dr Kartini Sjahrir mengatakan dampak pandemi membuat posisi institusi rumah tangga atau keluarga kini menjadi semakin penting dalam masyarakat saat adaptasi kebiasaan atau normal baru dilakukan untuk dapat hidup produktif di tengah pandemi COVID-19.

"Bilamana institusi rumah tangga pada awalnya hanyalah merupakan suatu ranah domestik maka dia menjadi ranah publik," kata Kartini dalam diskusi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB yang dipantau di Jakarta pada Senin.

Ranah rumah tangga atau keluarga yang sebelumnya berada di posisi periferal atau kurang penting, akibat COVID-19 membuatnya kini berada di titik sentral.

Menurut Kartini, dalam sejarah Indonesia baru pertama kali terjadi di mana ranah publik dan ranah domestik dalam bentuk pranata rumah tangga terwujud secara konkret.

Hal itu tidak lain disebabkan semakin banyak kegiatan yang dilakukan dari dalam rumah, dimana bekerja dari rumah masih dilakukan sebagai opsi untuk aman dari COVID-19.

Baca juga: Kowani siapkan tatanan adaptasi normal baru dengan berbasis keluarga

Baca juga: Bappenas dorong penerapan jam kerja ramah keluarga selama normal baru


Penasihat ASEAN Institute for Peace & Reconciliation (AIPR) itu juga menegaskan pandemi akan membawa beberapa perubahan budaya seperti kehidupan hedonis yang semakin berkurang. Pesta-pesta mewah, kata dia, mungkin berkurang karena adanya keterbatasan sebagai langkah pencegahan infeksi COVID-19, setidaknya sampai ditemukan vaksin untuk mencegahnya.

"Jadi orang hidup lebih sederhana. Kalau orang hidup lebih sederhana mudah-mudahan budaya korupsi juga tidak lagi muncul seperti cendawan," kata dia.

Dalam adaptasi normal baru di masyarakat, Kartini menegaskan pentingnya peranan semua pemangku kepentingan mulai dari pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat dan warga yang berada di akar rumput. Upaya pencegahan dan penanganan tidak bisa diserahkan semua kepada negara, kata dia, karena itu semua merupakan bagian dari tanggung jawab semua pihak.

Dia menegaskan bahwa waktu tidak berpihak kepada manusia, dengan pandemi terus berlangsung dan adaptasi untuk mencegah COVID-19 harus dilakukan secepatnya.

"Kita harus berhenti mengeluh dan kita sebaiknya bekerja bersama-sama. Sekecil apapun kontribusi kita, dia mempunyai arti bagi pengendalian COVID-19 itu sendiri," tegas Kartini.

Baca juga: Kartini Sjahrir: Perubahan akibat COVID-19 buat masyarakat alami geger

Baca juga: Emil Salim: Normal baru bukan normal seperti kemarin

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020