Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan ekspor produk perikanan dari fasilitas cold storage (gudang beku) atau pendingin berkapasitas 1.000 ton di Muara Baru, Jakarta Utara, ke berbagai negara di kawasan Asia Timur, berjalan dengan lancar.Patut kita syukuri bahwa keluar masuknya ikan dari cold storage 1.000 ton ini lancar, menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi dari sektor perikanan tetap menggeliat...
"Patut kita syukuri bahwa keluar masuknya ikan dari cold storage 1.000 ton ini lancar, menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi dari sektor perikanan tetap menggeliat di tengah pandemi COVID-19," kata Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Nilanto Perbowo, Senin.
Nilanto memaparkan bahwa dengan fasilitas cold storage tersebut maka kesegaran ikan dapat terjaga, karena proses pembekuan ikan dengan suhu dingin tidak mengurangi nilai gizi ikan, seperti protein, lemak, dan vitamin larut lemak.
Sejak Januari hingga awal bulan Juli, volume ikan yang keluar dari cold storage Muara Baru sebanyak 559,52 ton untuk pasar lokal.
Selain itu 367,63 ton untuk tujuan ekspor ke negara China, Jepang, dan Korea. Dari angka total 927,15 ton ini berhasil dikumpulkan pemasukan negara dari PNBP sebesar Rp638,29 juta.
Baca juga: Menteri Edhy tegaskan "cold storage" siap untuk serap ikan nelayan
Nilanto mengemukakan pada Sabtu (4/7) juga telah berlangsung kegiatan ekspor oleh PT Jaladhi Hitah Abadi sebanyak 11,46 ton dengan jenis ikan tenggiri, kakap merah, dan tuna ke China. Selain ada juga CV. Putri Dahlia yang melakukan ekspor ikan cakalang sebanyak 27 ton dengan tujuan Vietnam.
Ia mengatakan geliat sektor perikanan ini tak lepas dari kenyataan bahwa produk kelautan dan perikanan menjadi bahan pangan yang dicari konsumen di masa pandemi COVID-19.
"Terlebih kandungan gizi ikan diyakini mampu meningkatkan imunitas tubuh untuk menghindari dampak dari penularan virus ini. Bahkan Presiden Jokowi telah mengeluarkan anjuran kepada masyarakat untuk terus mengkonsumsi ikan selama pandemi COVID-19 ini," ucapnya
Untuk itu Nilanto mengingatkan tingginya permintaan produk perikanan perlu dibarengi dengan kualitas dan mutu yang berdaya saing, mulai dari bahan baku yang baik dan terjaganya sistem rantai dingin dari produsen sampai ke tangan konsumen.
Baca juga: Menteri Edhy ingin Perindo optimalkan Pasar Ikan Modern Muara Baru
Cold storage Muara Baru berkapasitas 1.000 ton ini dibangun menggunakan di atas lahan milik KKP seluas 8.885 meter persegi dengan luas bangunan 5.619 meter persegi yang terdiri dari 2 lantai.
Adapun fasilitas di dalamnya terdiri dari 6 unit gudang pendingin kapasitas 50 ton, 1 unit kapasitas 100, ton dan 2 unit gudang pendingin kapasitas 300 ton serta dilengkapi dengan dry storage dan ruang pengemasan.
Saat ini fasilitas di Muara Baru itu telah dimanfaatkan oleh 11 perusahaan perikanan yang melakukan kegiatan perdagangan untuk memenuhi kebutuhan pasar di dalam dan luar negeri. Adapun ikan-ikan yang disimpan tersebut berasal dari hasil serapan nelayan-nelayan Padang, Medan, Bengkulu, Tegal, Indramayu, Tulung Agung, Bali, Balikpapan, Bitung, Ambon, Makasar, Sorong dan DKI Jakarta.
Baca juga: Menteri Edhy ingin program bangun "cold storage" tepat sasaran
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020