Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) meyakini bahwa penerapan protokol kesehatan yang ketat di setiap destinasi akan mengembalikan kepercayaan wisatawan.Kita harus menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia bisa bersih, sehat, dan aman. Jika kita mengharapkan wisatawan kembali berkunjung ke Indonesia sesuai dengan tren wisatawan saat ini yang memilih tempat yang bersih dan aman dari COVID-19,...
Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf, R. Kurleni Ukar dalam keterangannya, Selasa, mengatakan penerapan protokol kesehatan oleh pelaku pariwisata bagi pekerja dan wisatawan di destinasi wisata memegang peran penting dalam upaya mengembalikan kepercayaan publik untuk berkunjung.
“Kita harus menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia bisa bersih, sehat, dan aman. Jika kita mengharapkan wisatawan kembali berkunjung ke Indonesia sesuai dengan tren wisatawan saat ini yang memilih tempat yang bersih dan aman dari COVID-19, ini baru bisa terwujud jika tenaga kerjanya juga memahami dan menerapkan prinsip CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, and Environtment) dalam kehidupan sehari-hari dan dalam tugasnya di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif,” kata Kurleni.
Baca juga: Kemenparekraf fokus mobilisasi wisnus untuk tahap awal pulihkan wisata
Oleh karena itu pihaknya terus melakukan sosialisasi protokol kesehatan dan mengajak industri yang bergerak di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif untuk menerapkan dan melakukan pengawasan protokol di tempat usahanya dengan ketat.
Kurleni mengatakan protokol kesehatan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif telah ditetapkan pemerintah melalui KMK Nomor HK.01.07/Menkes/382/2020 tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
KMK tersebut menjadi pedoman bagi kementerian/lembaga, pemerintah daerah, asosiasi, pelaku usaha juga masyarakat, sehingga mutlak diikuti oleh seluruh pemangku kepentingan, baik wisatawan, pelaku usaha, maupun pekerjanya.
“Kita (pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif) rentan tertular karena pekerjaan kita melayani orang lain. Satu-satunya cara kita mencegah penularan ini adalah dengan menaati protokol kesehatan dan beradaptasi dengan kebiasaan baru,” katanya.
Baca juga: Pengelola wisata Pantai Carita terapkan protokol kesehatan
Kurleni juga menyebut saat ini Kemenparekraf/Baparekraf telah memulai upaya membangkitkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif secara bertahap dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat, terutama destinasi di wilayah yang telah dinyatakan sebagai zona hijau.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf mendukung upaya pemulihan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang harus dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan. Penerapan tersebut harus diawali dengan sosialisasi yang baik dan menyeluruh ke seluruh pemangku kepentingan pariwisata dan ekonomi kreatif.
Baca juga: Besok, objek wisata di Yogyakarta uji coba operasional terbatas
Jika protokol kesehatan telah berjalan dengan baik, pembukaan destinasi pun harus dilakukan secara bertahap dengan mengutamakan destinasi yang berada di zona aman (hijau) dan disertai pengendalian, evaluasi, serta didukung dengan kesiapan tenaga medis.
“Prosedur keamanan di lokasi wisata harus ada pemantauan. Jadi saran kami dari DPR adalah evaluasi itu penting sehingga perpekan dapat dievaluasi," kata Dede Yusuf.
Ia menyatakan komitmen DPR dalam mendukung Kemenparekraf dalam pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif. Komisi X DPR RI dikatakannya telah menyetujui usulan penambahan anggaran Kemenparekraf untuk tahun 2021.
Sementara itu Prof. David dari Lembaga Eijkman mengatakan, tidak hanya pemerintah, peran serta dan kesadaran masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan juga memiliki peranan yang kuat. Karena itu ia berharap masyarakat dapat terus mengupdate informasi tentang COVID-19 terutama dalam upaya pencegahan dan pengendaliannya.
"Cara kita memotong rantai penyebaran, tahap pertama adalah disiplin dengan kebersihan, memakai masker, juga ‘physical/social distancing’,” kata Prof. David.
Sedangkan Suci Arumsari, Co-Founder & Director ALODOKTER, mengatakan pihaknya siap mendukung program pemerintah dalam sosialisasi penerapan protokol kesehatan dalam berbagai jaringan yang mereka miliki.
"Alodokter akan terus menyosialisasikan protokol kesehatan agar masyarakat mengetahui apa yang terjadi serta bagaimana dan apa yang harus dilakukan bersama dokter ahli di Alodokter," kata Suci.
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020