Wakil Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto menilai kehadiran Jalan Tol Sigli-Banda Aceh (Sibanceh) sebagai tol pertama di Provinsi Aceh, merupakan momentum bagi pemerintah daerah mendorong lebih cepat pertumbuhan ekonomi wilayahnya.Keberadaan jalan tol di daerah diperlukan bukan dalam konteks mengatasi kemacetan, melainkan lebih kepada aspek distribusi logistik
"Sekarang adalah kewajiban pemerintah daerah untuk mendorong perekonomiannya melalui sektor-sektor yang bisa ditransaksikan tidak hanya untuk kawasan Aceh sendiri melainkan juga hingga ekspor antardaerah," ujar Eko saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Bupati Aceh Besar: Tol Sibanceh bermanfaat besar untuk sektor ekonomi
Menurut dia, dengan adanya jalan tol dan berbagai sarana infrastruktur primer untuk pembangunan ekonomi wilayah memang diperlukan bagi daerah sehingga daerah dapat memanfaatkannya dengan upaya-upaya pengembangan kawasan industri, mendorong pariwisata lokal, dan membantu para pelaku UMKM.
"Dengan demikian, pemanfaatan jalan tol tersebut dikreasikan supaya manfaat yang didapatkan lebih banyak," katanya.
Secara umum, keberadaan jalan tol di daerah diperlukan bukan dalam konteks mengatasi kemacetan, melainkan lebih kepada aspek distribusi logistik.
Pemerintah sudah menyediakan infrastruktur yang mengoneksikan antardaerah secara lebih cepat dan mudah sehingga tinggal bagaimana pemerintah daerah bisa lebih cepat lagi memacu pertumbuhan ekonomi di daerah masing-masing agar produktif dengan memanfaatkan jalan tol yang sudah dibangun pemerintah.
Contoh pemanfaatan jalan tol oleh pemerintah daerah untuk memacu pertumbuhan ekonomi daerahnya adalah pemanfaatan Tol Jagorawi bagi distribusi logistik oleh Pemda Jawa Barat dan DKI Jakarta, serta kehadiran Tol Trans-Jawa yang dimanfaatkan oleh Pemda Jawa Tengah yang mengaitkannya dengan pengembangan Kawasan Industri Batang, Jawa Tengah.
Selain itu, ekonom Indef itu juga menilai kehadiran tol pertama di Aceh dan upaya mengoneksikan Pulau Sumatera melalui jalan tol merupakan momentum pemerintah untuk perlu memperkuat perekonomian di Pulau Sumatera, yang secara geografis bersinggungan langsung dengan Selat Malaka dan perairan penting internasional lainnya, melalui berbagai dukungan pembangunan infrastruktur dan distribusi logistik.
"Memang sudah waktunya mulai menjadikan daerah-daerah Sumatera, termasuk Aceh sebagai gerbang arus investasi dan logistik nasional melalui langkah-langkah pembangunan strategis," kata Eko.
Kehadiran jalan tol pertama di Bumi Rencong ini juga diharapkan dapat membuka peningkatan pembangunan SDM dan ekspor komoditas lokal seperti kopi ke luar negeri.
Eko juga menyarankan untuk menjadikan Aceh dan Pulau Sumatera sebagai gerbang ke Selat Malaka, pemerintah perlu menindaklanjuti pembangunan Jalan Tol Trans-Sumatera ini dengan pembangunan pelabuhan, pengembangan kawasan industri serta proyek-proyek infrastruktur strategis lainnya.
Baca juga: Pemerintah cari opsi pendanaan rampungkan Tol Trans-Sumatera
Baca juga: Seksi empat tol Sibanceh tunggu izin operasional dari BPJT
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020