Satu dari sedikit pengobatan yang menunjukkan perubahan kondisi COVID-19, remdesivir begitu diminati, namun ada kekhawatiran soal pasokan obat tersebut setelah Gilead mengalokasikan hampir semua pasokan ke Amerika Serikat hingga tiga bulan ke depan.
Korsel pekan lalu mengatakan pihaknya mencatat 33 pasien dengan kondisi parah, yang memenuhi syarat pemberian obat intravena tersebut, yang membantu mempersingkat waktu penyembuhan di rumah sakit dalam uji coba klinis.
Dalam sebuah surat bertanggal 3 Juni kepada Gilead, Korsel meminta dosis untuk 360 pasien yang sangat membutuhkan obat tersebut. Korsel juga meminta pasokan cukup untuk mengobati 5.000 pasien lainnya dalam mengantisipasi gelombang infeksi kedua. Disebutkan enam botol obat untuk masing-masing pasien.
Baca juga: Korsel perpanjang masa pedoman sanitasi, pencegahan virus
Salinan surat itu diperlihatkan oleh anggota dewan Korsel Kang Gi-yun pada Rabu.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Korea (KCDC) menyebutkan pihaknya telah memperkirakan jumlah pasien yang kemungkinan kondisinya memburuk berdasarkan pengalaman COVID-19 mereka sejauh ini, namun kebutuhan itu bisa berubah, kata kepala KCDC Eun-kyeong saat konferensi pers Rabu.
Gilead Korea mengatakan kepada Reuters bahwa pada 3 Juni pihaknya telah menerima sebuah surat namun tidak dapat membeberkan secara rinci karena bersifat rahasia.
Korsel sedang bergulat dengan wabah COVID-19 yang kecil namun stabil, dengan 63 kasus baru pada Selasa, yang menambah jumlah kumulatif menjadi 13.244 kasus dengan 283 kematian.
Sumber: Reuters
Baca juga: Jalani cangkok paru, pasien COVID-19 di Korsel mulai pulih
Baca juga: Masih ada COVID-19, Korsel seru warga pertimbangkan libur musim panas
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020