Kekompakan masyarakat di Kampung Ponggalan untuk selalu bekerja keras menjadi kunci dalam mengubah wilayah yang sebelumnya kumuh menjadi lebih tertata
Kampung Ponggalan di Kelurahan Giwangan, Yogyakarta yang dinilai memiliki berbagai potensi terpilih mewakili Kota Yogyakarta sebagai percontohan Kampung Tangguh Nusantara di DIY dalam program yang juga diluncurkan serentak secara nasional, Kamis (9/7) 2020.
“Kampung tangguh harus tangguh dalam beberapa bidang, seperti kesehatan, keamanan, ekonomi, pendidikan dan informasi,” kata Wakapolda DIY Brigjen (pol) R Slamet Santoso di sela pencanangan Kampung Tangguh Nusantara (KTN) di Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, jika suatu kampung sudah tangguh, maka satuan administrasi yang lebih luas seperti kelurahan dan kecamatan akan ikut menjadi tangguh, begitu seterusnya berlanjut ke kota dan kabupaten yang tangguh serta provinsi yang tangguh hingga negara yang tangguh.
Di Kampung Ponggalan, Kecamatan Umbulharjo, Yogyakarta, ketangguhan kampung terbagi menjadi berbagai aspek yaitu dari bidang kesehatan, sosial ekonomi, keamanan dan ketertiban masyarakat, pendidikan, pariwisata, hingga informasi.
Di bidang kesehatan, terdapat posko kesehatan di kampung yang juga dilengkapi alat pelindung diri (APD), melengkapi tiap rumah dengan tempat cuci tangan, melakukan penyemprotan disinfektan dan warga pun sudah mengikuti pelatihan pemulasaran jenazah COVID-19.
Selain itu, warga juga membudidayakan nila di saluran irigasi yang rutin dipanen tiap empat bulan sekali untuk memenuhi kebutuhan warga, hingga budidaya kelengkeng, sayuran, serta tanaman obat keluarga.
Kampung yang berada tepat di tepi Sungai Gajah Wong tersebut juga telah melakukan penataan lingkungan dan menyulap lokasi yang sebelumnya kumuh menjadi tempat wisata baru. Salah satu atraksi yang diunggulkan adalah wisata susur sungai dengan menggunakan perahu.
Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan, kekompakan masyarakat di Kampung Ponggalan untuk selalu bekerja keras menjadi kunci dalam mengubah wilayah yang sebelumnya kumuh menjadi lebih tertata.
“Berkat kerja keras dan semangat semua warga, kawasan ini menjadi semakin tertata. Keasrian lingkungan pun terjaga. Semangat ini harus terus dijaga sehingga penataan bisa dilakukan menyeluruh,” katanya.
Sementara itu, Ketua Forum Silaturahmi Daerah Aliran Sungai (Forsidas) Gajah Wong Purbudi Wahyuni yang menginisiasi penataan Sungai Gajah Wong mengatakan, telah melakukan upaya keras sejak 2010 untuk mengajak seluruh masyarakat memiliki kesadaran menata lingkungan sungai.
“Pada 2010, Gajah Wong menjadi sungai paling kotor di DIY, bahkan pernah dilanda banjir bandang akibat lingkungan yang rusak karena pembangunan tidak terkendali. Kini, sudah mulai tertata dan kandungan bakteri e-coli pun turun 50 persen,” katanya.
Selama lima tahun awal, ia mengatakan, proses edukasi dan sosialisasi ke masyarakat membutuhkan kerja keras dan tidak mudah. Tetapi, masyarakat mulai bisa memahami dan penataan bisa dijalankan dengan baik mulai 2015 hingga saat ini.
“Kemudian ada program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku). Penataan fisik pun mulai bisa berjalan hingga saat ini yaitu membuat jalan inspeksi yang cukup lebar sehingga bisa dilalui kendaraan gawat darurat seperti ambulans dan pemadam kebakaran,” katanya.
Ia menyebut, pemilihan Ponggalan menjadi Kampung Tangguh Nusantara akan memiliki dampak lebih baik ke masyarakat sehingga proses edukasi dan sosialisasi untuk penataan sungai bisa dilakukan lebih terarah karena ada dukungan dari berbagai pihak.
Baca juga: Yogyakarta mulai batasi jam buka pasar tradisional, kecuali Giwangan
Baca juga: Terminal Giwangan Yogyakarta data penumpang dari zona merah COVID-19
Baca juga: Kawasan kumuh bantaran Sungai Gajah Wong-Yogyakarta ditata
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020