Vantje Lopies (36), seorang ayah yang tega menganiaya anak kandungnya berusia kurang tiga tahun hingga tewas pada 27 Januari 2020 lalu, dituntut 15 tahun penjara oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri Ambon Elsye B Leunupun.Terdakwa yang sudah dipengaruhi minuman keras ini
"Meminta majelis hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini menyatakan terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melanggar Pasal 80 ayat (1) juncto Pasal 76 C UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak," kata jaksa Elsye, di Ambon, Jumat.
Tuntutan jaksa disampaikan dalam persidangan secara online dipimpin Ketua Majelis Hakim Pengadilan Negeri Ambon Hamzah Kailul didampingi Christina Tetelepta dan Lucky Rombot Kalalo selaku hakim anggota.
Dalam tuntutannya, jaksa juga meminta terdakwa dihukum membayar denda sebesar Rp1 miliar subsider satu tahun kurungan dan membebankannya membayar biaya perkara sebesar Rp2.000.
Adapun hal yang memberatkan terdakwa dituntut penjara dan denda, karena perbuatannya mengakibatkan Cevin Lopies yang adalah anak kandungnya sendiri meninggal dunia, dan perbuatan terdakwa tergolong sadis, karena anak balita ini seharusnya membutuhkan kasih sayang dan perhatian khusus orang tua.
Sedangkan yang meringankan adalah terdakwa mengakui dengan jujur segala perbuatannya, sehingga memperlancar proses persidangan.
Majelis hakim menunda persidangan hingga pekan depan, dengan agenda mendengarkan pembelaan penasihat hukum terdakwa, Alfred Tutupary dari Lembaga Bantuan Hukum Humanum Maluku.
Baca juga: Aniaya anak tiri hingga tewas, seorang ayah di Jatim ditangkap
Tindakan terdakwa yang sudah dipengaruhi minuman keras ini bermula dari keributan dengan paman dan adiknya.
Kemudian, Vantje memanggil korban untuk mandi sore, dan saat membuka pakaian serta popok anaknya yang penuh kotoran, terdakwa langsung memukuli pantat korban sekeras-kerasnya sampai dua kali dengan tangan kanan, sehingga bocah berusia dua tahun 10 bulan itu menangis kesakitan dan sempat didengar saksi Richard Lopies.
Anaknya itu masih terus menangis, sehingga terdakwa mencubit tubuh korban sebanyak enam kali, lalu menamparnya lagi dengan tangan kanan sekuat tenaga sebanyak dua kali.
Terdakwa terus menyakiti anak kandungnya itu, sampai akhirnya anaknya ini terjatuh ke arah belakang dan tidak sadarkan diri.
Melihat kondisi korban sudah tidak berdaya, terdakwa merasa panik dan berusaha memberikan napas buatan.
Baca juga: Balita yang dianiaya hingga tewas penuh luka lebam dan cubitan
Pewarta: Daniel Leonard
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020