Dinas Kesehatan akan menetapkan karantina wilayah di Rumah Sakit IA Moeis dan akan melakukan telusur kontak ke seluruh tenaga kesehatan dan keluarganya
Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur mengumumkan sebanyak 19 tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Inche Abdoel Moeis Samarinda terkonfirmasi positif COVID-19.
Ketua Gugus Tugas Syaharie Jaang di Samarinda Selasa mengatakan penemuan kasus tersebut berawal dari hasil "contact tracing" atau penelurusan kontak pada seluruh tenaga kerja kesehatan di rumah sakit IA Moeis pada 9 Juli 2020.
Baca juga: Tenaga medis terinfeksi total kasus COVID-19 Aceh menjadi 95 orang
"Sebanyak 90 tenaga kesehatan yang dilakukan rapid test dengan IFA dan test swab, dan 19 orang diketahui hasilnya positif," kata Syaharie Jaang dalam rilis yang dilakukan di rumah jabatan Wali Kota Jalan S Parman.
Dengan kejadian ini, tim gugus menetapkan karantina wilayah di rumah sakit milik Pemkot Samarinda.
Baca juga: Presiden Jokowi jawab keluhan tenaga medis di Kalimantan Tengah
Wali Kota Samarinda itu menyebutkan telah terjadi transmisi lokal di RS IA Moeis Kota Samarinda dan terdapat 19 tenaga kesehatan yang telah dinyatakan hasil terkonfirmasi positif.
Saat ini tim surveilans Dinas Kesehatan Kota Samarinda telah melakukan contact tracing kepada seluruh anggota keluarga dan tenaga kesehatan di Rumah Sakit milik Pemkot Samarinda itu.
Baca juga: Petugas kesehatan tangani COVID-19 Mimika sudah terima insentif
"Dinas Kesehatan akan menetapkan karantina wilayah di Rumah Sakit IA Moeis dan akan melakukan telusur kontak ke seluruh tenaga kesehatan dan keluarganya," bebernya.
Direktur Utama RS IA Moeis Syarifah Rahimah mengatakan bahwa hasil swab dari 90 tenaga medisnya belum semuanya keluar dan dimungkinkan bisa bertambah.
Sebagai antisipasi, pihaknya membuat kebijakan untuk menutup seluruh pelayanan yang ada di rumah sakit tersebut.
"Pelayanan RS kami sempat ditutup namun khusus untuk layanan IGD selama dua hari, namun saat ini kami telah menutup seluruh layanan medis untuk memutus mata rantai penularan," pungkas Syarifah.
Pewarta: Arumanto
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020