• Beranda
  • Berita
  • Indonesia bermitra dengan Australia untuk penelitian COVID-19

Indonesia bermitra dengan Australia untuk penelitian COVID-19

14 Juli 2020 21:04 WIB
Indonesia bermitra dengan Australia untuk penelitian COVID-19
Ilustrasi: Indonesia ikut riset gabungan penemuan obat COVID-19

Pandemi global telah mempengaruhi Australia dan tetangga kami di Indo-Pasifik secara mendalam dan mengelola dampak sosial, ekonomi, dan kesehatan akibat COVID-19 yang sekarang merupakan tantangan besar bagi kawasan kita,

Lembaga sains nasional Australia (CSIRO) akan bekerja dengan mitra penelitian Indonesia untuk memperkuat kesiapsiagaan dan ketanggapan pandemi serta mempercepat hasil penelitian bersama terkait COVID-19.

Kemitraan ini akan mengacu pada respons COVID-19 CSIRO, termasuk keahlian dalam membangun model pengujian vaksin, dan analisis data untuk memberikan wawasan tentang munculnya hotspot penyakit-penyakit baru.

“Pandemi global telah mempengaruhi Australia dan tetangga kami di Indo-Pasifik secara mendalam dan mengelola dampak sosial, ekonomi, dan kesehatan akibat COVID-19 yang sekarang merupakan tantangan besar bagi kawasan kita,” kata Duta Besar Australia untuk Indonesia Gary Quinlan dalam keterangan tertulis, Selasa.

Australia telah mengalokasikan hampir 45 juta dolar Australia dari total 298,5 juta dolar Australia untuk program penanganan COVID-19 di Indonesia.

Baca juga: Australia kucurkan 35 miliar bantu Indonesia tangani COVID-19

Pendanaan baru sebesar 1 juta dolar Australia (sekitar Rp 9,7 miliar) ini merupakan bagian dari paket tanggapan tambahan COVID-19 dari Australia senilai 21 juta dolar AS yang ditargetkan untuk pemulihan secara segera terhadap kesehatan, kemanusiaan, dan ekonomi di Indonesia dan akan digunakan untuk bermitra dengan lembaga-lembaga penelitian utama Indonesia.

Lembaga Biologi Molekuler Eijkman di bawah Kementerian Riset dan Teknologi Indonesia menyambut baik pengumuman tersebut.

“Lembaga Biologi Molekuler Eijkman bekerja keras untuk membantu Pemerintah Indonesia dalam memerangi COVID-19,” kata Ketua Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Profesor Amin Soebandrio.

Menurut dia, salah satu tugas yang diberikan kepada lembaga tersebut adalah menciptakan platform pengembangan vaksin untuk COVID-19 dan penyakit menular baru lainnya.

“Kami menyambut kolaborasi internasional seperti kehadiran dan kontribusi CSIRO dalam Panel Penasihat Teknis Ahli Eijkman Institute,” ujar Profesor Soebandrio.
​​​​​
Pulse Lab Jakarta, fasilitas inovasi data gabungan PBB dan pemerintah Indonesia, didanai juga oleh Pemerintah Australia, juga menyambut baik kesempatan untuk bekerja dengan tim Data61 CSIRO.

“Bermitra dengan CSIRO akan memungkinkan kami untuk memberi para pengambil keputusan wawasan berharga saat ini dan kapasitas prediksi untuk membantu mengembangkan strategi berlandaskan informasi data yang kuat untuk mempersiapkan, memerangi, dan pulih dari pandemi saat ini dan masa depan di Indonesia, dan di seluruh kawasan Indo-Pasifik," kata Kepala Pulse Lab Jakarta Petrarca Karetji.

Kepala Eksekutif CSIRO Dr. Larry Marshall mengatakan CSIRO bekerja dengan mitra di seluruh dunia untuk berbagi respons multidisiplinnya terhadap krisis global, dari pengujian dan pembuatan vaksin, hingga analitik dan genetika prediktif.

“Bermitra dengan tetangga global kami adalah cara kami memberikan solusi dari sains yang dibutuhkan dunia, jadi bermitra dengan Indonesia dan negara-negara lain berarti kita dapat saling belajar, melindungi kesehatan rakyat kita dengan lebih baik, dan menangani krisis global ini bersama-sama,” kata Dr. Marshall.

Baca juga: Indonesia dapat manfaatkan IA-CEPA perluas aktivitas dagang di Pasifik
Baca juga: Australia berikan dukungan ke PMI dalam penanganan COVID-19

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020