Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, diprediksi rawan melemah seiring resesi ekonomi yang terjadi di Singapura.menjadi sinyalemen negatif bagi pasar regional Asia
IHSG dibuka menguat 14,99 poin atau 0,3 persen ke posisi 5.090,79. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 2,87 poin atau 0,36 persen menjadi 796,82.
"IHSG diperkirakan melemah pada perdagangan saham hari ini yang dipengaruhi faktor-faktor salah satunya indeks berjangka global yang cenderung melemah. Ini dapat menjadi sinyalemen negatif bagi pasar regional Asia kendati sebelumnya saham AS pada perdagangan Rabu kemarin," kata Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah di Jakarta, Kamis.
Faktor berikutnya yaitu nilai tukar rupiah yang diperkirakan masih rawan melemah terhadap dolar AS, terbawa faktor ekonomi Singapura yang diklaim mengalami resesi, hingga data ekonomi di Eropa dan AS yang lesu.
"Jika terjadi pelemahan atas rupiah sekaligus dapat mengeliminasi sentimen dari rilis data di mana BI diperkirakan menurunkan suku bunga 7-DRRR menjadi 4 persen dari 4,25 persen," ujar Alfiansyah.
Dari eksternal, Presiden AS Donald Trump menandatangani surat keputusan presiden yang akan mengakhiri perlakuan ekonomi khusus bagi Hong Kong dengan alasan karena keputusan China untuk memberlakukan undang-undang (UU) keamanan nasional baru untuk Hong Kong.
Pernyataan itu memantik reaksi dari China dengan memperingatkan akan memberi sanksi balasan. Selain itu, Trump menandatangani RUU yang disetujui oleh Kongres AS untuk menghukum perbankan yang melakukan bisnis dengan pejabat China yang menerapkan UU keamanan baru.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 62,47 poin atau 0,27 persen ke 22.883,03, indeks Hang Seng naik 2,86 poin atau 0,01 persen ke 25.484,44, dan indeks Straits Times menguat 0,94 atau 0,04 ke 2.649,84.
Baca juga: IHSG Rabu dibuka menguat 29,76 poin
Baca juga: IHSG akhir pekan tertekan kekhawatiran peningkatan kasus COVID-19
Baca juga: Bursa pantau sejumlah perusahaan yang berpotensi dihapus
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020