• Beranda
  • Berita
  • Vanili kering Poso tembus pasar ekspor, tujuan utama Prancis

Vanili kering Poso tembus pasar ekspor, tujuan utama Prancis

16 Juli 2020 23:12 WIB
Vanili kering Poso tembus pasar ekspor, tujuan utama Prancis
Pemkab Poso, Sulawesi Tengah, telah mengekspor buah vanili kering setelah sebelumnya pemerintah setempat mendatangkan ahli vanili dari Prancis untuk membina para petani di daerah itu. (AntaraSulteng)

Intinya penyuluhan itu agar menghasilkan buah vanili sesuai SNI dan standar ekspor

Produk pertanian berupa buah vanili kering yang dikembangkan petani di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, telah menembus pasar ekspor sebanyak 4,78 ton pada 2020 melalui eksportir Jakarta.

Jumlah tersebut mengalami kenaikan dibanding 2019 yang hanya 1,5 ton dengan tujuan pasar Prancis.

Kepala Dinas Pertanian Poso, Suratno, di Poso, Kamis, mengatakan vanili yang laku terjual merupakan vanili yang berkualitas baik sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) dan standar pasar internasional.

SNI yang dimaksud, kata Suratno, di antaranya hasil buah yang tidak menggunakan bahan pestisida atau non-organik dan kadar kekeringan serta jumlah umur panen yang sesuai standar.

"Untuk vanili Poso yang masuk di pasar ekspor Prancis atau SNI, hanya vanili dari Kecamatan Pamona Timur, Lore Selatan, dan Lore Barat," kata Suratno.

Baca juga: Mentan targetkan pertumbuhan ekspor komoditas kopi hingga vanili

Dari jumlah realisasi ekspor tersebut masing-masing berasal dari Desa Didiri, Kecamatan Pamona Timur sebanyak 2,5 ton, dari Kecamatan Lore Selatan sebanyak dua ton, dan Kecamatan Lore Barat sebanyak 0,28 ton.

Suratno mengatakan jumlah petani vanili sebanyak 56 orang dengan luas lahan keseluruhan 36 hektare.

Dia menyebut harga vanili kering sesuai SNI di Kabupaten Poso saat ini berkisar Rp2,3 juta per kilogram dan vanili basah seharga Rp270 ribu per kilogram.

Baca juga: Pengusaha Belgia bakal investasi vanili di Flores

Untuk membantu petani vanili, Dinas Pertanian Poso memberikan pendampingan dan penyuluhan yang langsung dari eksportir. Penyuluhan ke petani itu berupa cara bertanam yang baik, cara panen, dan pemupukan non-organik.

"Intinya penyuluhan itu agar menghasilkan buah vanili sesuai SNI dan standar ekspor," katanya.

Sebelumnya Dinas Pertanian Kabupaten Poso telah mendatangkan satu orang pengusaha buah vanili dari perusahaan Trippre, Prancis untuk membina petani vanili di Poso agar produksi vanili lebih berkualitas sehingga memenuhi syarat kualitas ekspor.

Baca juga: Mengembalikan kejayaan vanili, emas hijau, Temanggung



 

Pewarta: Adha Nadjemudin/Fery Timparosa
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020