Kapolda Jambi Irjen Pol Firman Shantyabudi di Jambi, Jumat, mengatakan untuk menindaklanjuti Instruksi Presiden dan Kapolri agar mengantisipasi terjadinya karhutla, pihaknya berkolaborasi dengan berbagai pihak membentuk tim untuk mengantisipasi dengan menggunakan program aplikasi "asap digital".
Polda Jambi sebagai inisiator aplikasi "asap digital" berkolaborasi dengan PT Telkom yang sudah punya sumber dayanya rencananya memasang sebanyak 30 CCTV dengan prioritas di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur dan Muarojambi.
Baca juga: Polda Jambi galakkan edukasi pencegahan karhutla
Firman menyebut hingga saat ini sudah ada tujuh CCTV yang terpasang dan sisanya segera menyusul hingga Agustus mendatang.
CCTV "asap digital" itu akan terpantau selama 24 jam melalui command center di Polda Jambi dan CCTV itu bisa memantau hingga radius empat kilometer atau untuk wilayah dengan luas 1.200 hektare.
Lewat aplikasi ini keberadaan dari personel, baik TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni maupun relawan lainnya juga bisa terpantau. Dengan demikian begitu ada potensi asap yang terpantau petugas di command center bisa langsung menghubungi personel terdekat.
"Nanti petugas di lapangan juga akan kami bantu dengan peralatan-peralatan yang memadai dan melalui satuan tugas (satgas) yang dibentuk pihaknya terus melakukan sosialisasi agar tidak ada lagi masyarakat yang membuka lahan dengan cara membakar," kata Firman Shantyabudi.
"Intinya kita memberdayakan potensi masyarakat dan jangan ada lagi yang membuka lahan dengan cara membakar," kata Firman.
Baca juga: Polda Jambi siapkan Tim Gakkum Karhutla
Selama tiga bulan ke depan Polda Jambi bersama instansi terkait lainnya mengelar operasi guna mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Jambi.
Operasi sudah dimulai sejak 1 Juli lalu dan akan berakhir hingga 26 September 2020 dan saat ini Jambi juga sedang siaga darurat karhutla.
Kapolda juga mengatakan keunggulan dari aplikasi "asap digital" ini bisa memantau adanya asap yang bersumber dari api dan sebelum api tersebut membesar agar segera dipadamkan dengan mengerahkan personil satgas karhutla yang terdekat dengan lokasi serta dibantu oleh pihak perusahaan.
Selama ini untuk anggota satgas karhutla memantau asap atau api, selain melalui satelit, juga masih memakai sistem manual naik ke tower pemantau. Namun dengan aplikasi "asap digital" bisa memantau asap melalui ruang monitor dan lebih efektif serta efisien.
"Saya berharap kepada semua masyarakat dan pihak perusahaan perkebunan untuk bersama-sama menjaga agar tahun ini tidak terjadi bencana karhutla di Provinsi Jambi," kata Firman Shantyabudi.
Baca juga: Polda Jambi minta perusahaan siapkan peralatan pemadam karhutla
Pewarta: Nanang Mairiadi
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2020