Dilansir Reuters, langkah ini diatur untuk membuat lebih dari 50 ribu stasiun pengisian daya, dan sebagian besar akan didanai oleh perusahaan utilitas milik investor negara, dengan total anggaran hingga 701 juta dolar AS sampai tahun 2025.
Tambahan sebesar 48,8 juta dolar AS dialokasikan dari penyelesaian dengan produsen mobil Jerman Volkswagen AG pada 2017 atas skandal kecurangan emisi dieselnya untuk mendanai sekolah listrik dan bus transit, serta stasiun pengisian.
Baca juga: Audi ingin rebut 35 persen pasar mobil listrik Korsel
Baca juga: Mobil listrik Hyundai Kona terjual lebih 100.000 unit
Pengumuman New York datang menyusul tindakan serupa oleh Florida, yang pada 10 Juli mengumumkan investasi senilai 8,6 juta dolar AS untuk memperluas stasiun pengisian daya.
Sementara penjualan kendaraan listrik secara bertahap meningkat selama beberapa tahun terakhir, kendaraan listrik masih membuat kurang dari 2 persen dari semua penjualan kendaraan AS pada tahun 2019, menurut Departemen Energi AS.
Adopsi yang lebih luas telah terhambat sebagian karena kurangnya jaringan pengisian yang dapat diandalkan, dengan sebagian besar dari mereka terkonsentrasi di daerah perkotaan yang padat penduduk dan di sepanjang East Coast dan West Coast.
Sementara itu, banyak pembuat mobil termasuk Tesla Inc, telah secara signifikan meningkatkan jangkauan kendaraan dengan sekali pengisian daya saja. Namun, masih banyak konsumen yang enggan beralih karena masalah harga dan kurangnya infrastruktur pengisian daya, menurut berbagai survei.
Baca juga: Soket listrik dashboard picu kebakaran, Hyundai tarik 272 ribu mobil
Baca juga: Nissan Ariya rilis di Jepang, unggulkan nilai "EV" dan "Crossover SUV"
Baca juga: Volkswagen copot kepala divisi "software" terkait ID.3 dan Golf 8
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020