Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo secara simbolis melepas ekspor 4.000 ton hasil produk turunan jagung dan gandum asal Banten senilai Rp16,2 miliar ke China dan Filipina.aktivitas untuk mengakselerasi ekspor Indonesia yang lebih kuat
Dalam kunjungannya ke pabrik pengolahan gandum milik PT Bunga Flour Mills Indonesia di Kawasan Pelabuhan Krakatau Bandar Samudera, Cilegon, Banten, Mentan mendorong agar perluasan akses pasar ekspor untuk produk turunan jagung dan gandum terus dilakukan hingga ke banyak negara.
"Hari ini kita melakukan pelepasan ekspor komoditas pertanian Indonesia dari PT. Bungasari. dan saya kira ini salah satu dari aktivitas untuk mengakselerasi ekspor Indonesia yang lebih kuat," kata Mentan dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu.
Mentan mengungkapkan sesuai data Badan Pusat Statistika (BPS), ekspor Indonesia pada bulan Juni 2020 mencapai Rp12,03 miliar. Capaian ini meningkat 15,09 persen dibandingkan Mei 2020 yang mencapai Rp10,53 miliar.
Mentan menambahkan upaya maksimal terus dilakukan agar produksi dalam negeri turut meningkatkan ekspor. Namun jika harus melakukan impor, maka dirinya menargetkan harus melakukan ekspor kembali, dalam bentuk olahan atau yang sudah jadi sehingga nilainya dapat meningkat.
Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil menjelaskan pihaknya memfasilitasi ekspor berupa produk turunan jagung dan gandum asal Banten secara akumulatif sebanyak 4.000 ton senilai Rp16,2 miliar terdiri dari tepung pati jagung, gluten jagung dan bubuk jagung dan dedak yang merupakan sisa hasil produksi.
"Kami lakukan percepatan layanan dan jaminan akseptabilitas atau keberterimaan produk pertanian di luar negeri menjadi fokus Barantan dalam mendorong ekspor," kata Jamil.
Lebih lanjut ia mengatakan sebanyak 204 ton dedak gandum diekspor ke negara Filipina dan 656 ton dedak gandum ke China dengan total keseluruhan dedak sebanyak 860 ton yang dikemas dalam 8 kontainer dengan nilai ekonomi Rp3,4 miliar.
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon, Arum Kusnila Dewi mengatakan pihaknya mencatat ada kenaikan ekspor yang signifikan pada semester I dan pertengahan Juli 2020, yakni nilai barang senilai Rp118,8 miliar, meningkat 16 kali lipat dibanding periode sama tahun sebelumnya yang hanya Rp6,8 miliar.
Sejalan dengan program strategis Kementan yaitu Gerakan Tiga kali Lipat Ekspor (Gratieks) Produk Pertanian, Karantina Pertanian Cilegon gencar melakukan bimbingan teknis terkait pemenuhan persyaratan teknis sanitari dan fitosanitari atau SPS Meausure kepada calon eksportir, UMKM, dan petani.
"Kita akan memfasilitasi perusahaan dan petani yang akan ekspor sehingga komoditas andalan asli Provinsi Banten dapat diekspor ke manca negara," kata Arum.
Berdasarkan data pada sistem perkarantinaan, IQFAST (Indonesian Quarantine Full Automatic System) fasilitasi ekspor produk pertanian melalui Karantina Pertanian Cilegon pada semester I-2020 menunjukan tren positif. Produk pertanian yang meningkat secara signifikan antara lain dedak gandum, minyak sawit, bleching earth serta karet lempengan.
Pada periode yang sama bulan Januari sampai Juli, volume komoditas dedak gandum mengalami peningkatan sebesar 369 persen; minyak sawit meningkat 214 persen; bleaching earth 133 persen dan karet lempangan yang mulai ekspor lagi sebanyak 2.178 ton.
Baca juga: Pastikan percepatan tanam, Mentan serukan jajarannya turun ke lapangan
Baca juga: Mentan lepas ekspor komoditas pertanian Jatim ke 17 negara
Baca juga: Mentan tegaskan Indonesia tidak batasi ekspor perkebunan-hortikultura
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020