Dikutip dari Engadget, Minggu, fitur yang dapat dipelajari untuk mengetahui kesehatan mental, termasuk frekuensi panggilan, riwayat pesan, fitur olahraga dan tidur, serta selera musik.
Tidak hanya itu, kecepatan dan kekuatan saat mengetik misalnya, juga bisa mengisyaratkan kondisi bermuatan emosi.
Pengguna juga diminta untuk merekam klip audio berdurasi 90 detik yang menggambarkan bagian paling menarik dalam sepekan, dan diminta untuk melaporkan perasaan mereka dalam skala satu hingga lima poin.
Saat ini sekitar 300 orang sedang menguji Prosit, dan sekitar setengahnya adalah pasien.
Para peneliti menyadari isu privasi ada dalam riset ini. Penggunaan aplikasi tersebut membutuhkan penandatanganan formulir persetujuan, dan data disimpan di lokasi yang aman.
Meski Prosit tidak memberikan gambaran lengkap tentang kesehatan mental seseorang, aplikasi ini dapat membantu para psikolog melacak dan lebih memahami perkembangan pasien mereka di luar sesi tatap muka -- penting selama pandemi, saat pasien kemungkinan hanya melakukan konsultasi lewat panggilan.
Aplikasi ini dapat membantu mengarahkan pada perawatan yang lebih terarah dan efektif, setidaknya bagi pasien yang setuju untuk pola penggunaan ponselnya dilacak.
Baca juga: Lima aplikasi untuk konsultasi kesehatan selama #DiRumahAja
Baca juga: Pelajar 16 tahun ciptakan aplikasi informasi penanganan kesehatan
Baca juga: Kebutuhan vitamin tubuh kini bisa diketahui lewat aplikasi
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020