Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) bisa menjadi garda terdepan dalam ketahanan ekonomi masyarakat desa, kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar.Artinya terjadi satu penurunan yang luar biasa besar
"Kita masih optimistis bahwa memang BUMDes memiliki posisi yang cukup terdepan dalam ketahanan ekonomi warga masyarakat desa," kata Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar dalam acara Pelepasan KKN Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Tulungagung dari Kemendes PDTT di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan BUMDes merupakan representasi warga desa secara keseluruhan karena BUMDes didirikan atas dasar hasil musyawarah desa yang disahkan dalam bentuk peraturan desa.
"Ini artinya bahwa bicara tentang BUMDes itu pasti bicara juga tentang warga masyarakat desa. Itulah yang kemudian membuat BUMDes berada dalam posisi yang sangat strategis di dalam upaya transformasi ekonomi," katanya.
Menurut data yang diperoleh Kemendes PDTT, ada sekitar 51 ribu BUMDes dari 74.954 desa di seluruh Indonesia.
Dibandingkan dengan total desa tersebut, persentase BUMDes cukup besar. Namun demikian, dari total BUMDes tersebut, tidak semua BUMDes memiliki kegiatan atau transaksi yang mengarah pada peningkatan ekonomi.
Sebelum pandemi COVID-19 melanda Indonesia hingga pelosok desa, telah ada 37 ribu BUMDes yang melakukan kegiatan transaksi ekonomi.
Baca juga: Kemendes PDTT akan revisi Permendes untuk percepat revitalisasi BUMDes
Namun, setelah pandemi berdampak besar terhadap ekonomi, dari 37 ribu BUMDes yang melakukan transaksi hanya tersisa 10.026 BUMDes yang masih bertahan dan tetap melakukan aktivitasnya transaksinya untuk pergerakan ekonomi desa.
"Artinya terjadi satu penurunan yang luar biasa besar," katanya.
Meski demikian, di tengah pandemi yang sedemikian besar melemahkan perekonomian, 10.026 BUMDes tersebut terbukti masih bertahan di tengah situasi sulit.
Oleh karena itu, Menteri Halim atau yang akrab disapa Gus Menteri itu, tetap menyatakan optimismenya terhadap keberadaan BUMDes sebagai garda terdepan ketahanan ekonomi desa dan juga sebagai penggerak dalam upaya pemulihan ekonomi di masa depan.
"Bayangkan dari 51 ribu, kemudian yang memiliki kegiatan transaksi sebelum COVID-19 37 ribu, yang bertahan pada pandemi COVID-19 10.026. Itu sekitar 15 persenan," katanya.
Untuk itu, guna kembali memulihkan ekonomi desa di masa pandemi adalah bagaimana merevitalisasi BUMDes secara lebih masif agar segera terjadi geliat ekonomi.
"Dengan ekonomi bergeliat, transaksi kembali pulih, maka yang diharapkan adalah terjadinya peningkatan daya beli dan terjadinya perputaran uang di ranah terkecil kita, yaitu desa," demikian Gus Menteri.
Baca juga: Kemendes: Nomor register BUMDes untuk tingkatkan kredibilitasnya
Baca juga: Mudahkan layanan, Kemendes PDTT dorong pembangunan desa digital
Pewarta: Katriana
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020