• Beranda
  • Berita
  • Menteri Edhy ingatkan persyaratan ekspor ke AS semakin ketat

Menteri Edhy ingatkan persyaratan ekspor ke AS semakin ketat

21 Juli 2020 17:45 WIB
Menteri Edhy ingatkan persyaratan ekspor ke AS semakin ketat
Dokumentasi - Pekerja membawa ikan tuna kualitas ekspor hasil tangkapan nelayan di Ulee Lheu, Banda Aceh, Aceh, Selasa (28/5/2019). ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/aww.

Ekspor merupakan salah satu pendongkrak pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengingatkan perkembangan persyaratan masuknya komoditas perdagangan ke Amerika Serikat semakin ketat baik dari unsur keamanan pangan maupun aspek keberlanjutannya.

"Hal ini merupakan tantangan sekaligus peluang bagi eksportir produk perikanan mengingat Indonesia memiliki kebijakan yang sejalan dengan pemerintah Amerika Serikat dalam hal keamanan produk pangan dan keberlanjutan pengelolaan sumber daya alam," kata Menteri Edhy dalam webinar "Tantangan dan Peluang Peningkatan Ekspor Hasil Perikanan ke AS", Selasa.

Menteri Kelautan dan Perikanan mengingatkan bahwa pada 2019, Indonesia menempati urutan ke-5 dengan nilai ekspor ke Amerika Serikat, yaitu sebesar 1,9 miliar dolar atau sekitar 8,2 persen pangsa pasar impor produk perikanan AS.

Atas capaian tersebut, Edhy Prabowo mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk tetap bersatu dan bersama dalam menguatkan daya saing produk kelautan dan perikanan di pasar global.

Apalagi, lanjutnya, aktivitas ekspor dinilai juga memiliki tantangan yang relatif besar dengan semakin ketatnya persyaratan dari negara tujuan dan adanya persaingan antar negara-negara eksportir produk perikanan.

"Ekspor merupakan salah satu pendongkrak pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Karena ekspor memiliki keterkaitan langsung, terutama kepada nelayan, pembudidaya, pengolah, dan pemasar hasil perikanan," kata Menteri Edhy.

Sebagai bentuk dukungan terhadap para pelaku usaha, Edhy memastikan jajarannya terus berupaya mengembangkan sistem sertifikasi hasil tangkapan ikan, sistem ketertelusuran ikan, implementasi Seafood Import Monitoring Program, implementasi logbook, serta terus menjaga sumberdaya laut.

Ia mengemukakan bahwa cara yang ditempuh pemerintah di antaranya melalui konservasi sumberdaya perikanan, seperti mengurangi resiko kematian mamalia laut dalam kegiatan penangkapan ikan.

"KKP mengapresiasi bantuan teknis yang selama ini diberikan oleh Pemerintah AS melalui USAID maupun organisasi lainnya dalam pengelolaan sumber daya perikanan yang berkelanjutan dan pelestarian ekosistem laut," ucapnya.

Sebagai informasi, berdasarkan data BPS Semester I tahun 2020, nilai ekspor Indonesia mencapai 2,4 miliar dolar atau meningkat 6,9 persen dibanding periode yang sama tahun 2019. Sedangkan suprlus neraca perdagangan semester I 2020 sebesar 2,2 miliar dolar atau meningkat 8,3 persen dibanding periode yang sama tahun 2019.

Pada periode tersebut Amerika Serikat merupakan negara tujuan utama dengan nilai ekspor 977,8 juta dolar atau 40,6 persen terhadap total ekspor perikanan. Angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 16,2 persen dibanding periode yang sama tahun 2019.

Komoditas utama ekspor perikanan ke AS meliputi udang, rajungan, tuna-cakalang, tilapia, dan rumput laut.


Baca juga: KKP bersyukur ekspor perikanan dari pendingin di Muara Baru lancar

Baca juga: KKP dorong semakin banyak perusahaan ekspor ikan kerapu

Baca juga: Semester I-2020, Kadin apresiasi capaian dan sinergi KKP

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020