Pemerintah Romania mulai Selasa secara hukum memberlakukan larangan bagi para pasien COVID-19 untuk meninggalkan rumah sakit.Mulai besok, kita sudah punya undang-undang, kita bisa merawat pasien, kita bisa mengisolasi,
Selama ini, ketiadaan undang-undang telah memungkinkan ribuan warga Romania yang terjangkit virus corona baru pergi meninggalkan rumah sakit atau tidak menjalani perawatan.
Negara anggota Uni Eropa itu selama Juli telah melaporkan peningkatan penularan COVID-19 dan mencatat jumlah tertinggi harian sejak wabah tersebut mulai muncul di Romania pada Februari.
Hingga Juli, pemerintah melalui serangkaian dekret kabinet telah menangani wabah tersebut dengan merawat orang-orang yang tertular virus corona serta mengisolasi atau mewajibkan karantina mandiri pada orang-orang yang diduga mengidap COVID-19.
Namun pada 2 Juli, Mahkamah Konstitusi negara itu mengeluarkan putusan bahwa Romania tidak boleh memberlakukan kewajiban karantina atau perawatan rumah sakit atas dasar dekret pemerintah.
Mahkamah juga menetapkan bahwa langkah-langkah untuk membendung virus hanya bisa diambil melalui undang-undang yang dikeluarkan parlemen.
RUU yang secara cepat diproses di parlemen kemudian disahkan menjadi undang-undang pada Selasa.
"Mulai besok, kita sudah punya undang-undang, kita bisa merawat pasien, kita bisa mengisolasi," kata Menteri Kesehatan Nelu Tataru kepada stasiun televisi swasta Digi 24 pada Senin (20/7) malam. "Kalau kita menerapkan langkah ini, kita bisa menurunkan jumlah penularan."
Baca juga: PM Romania kena denda langgar aturan pembatasan COVID-19
Baca juga: Meski dilarang pemerintah, klub Romania lanjutkan latihannya
Tataru menambahkan bahwa Romania kemungkinan akan mengalami penambahan 1.000 kasus harian dalam beberapa hari mendatang.
Ia juga mengatakan pemerintah bisa memutuskan untuk mewajibkan karantina pada perusahaan-perusahaan tertentu atau kawasan perumahan.
Antara 2-20 Juli, sebanyak 972 pengidap COVID-19 telah dipulangkan atas permintaan mereka sendiri, bertentangan dengan saran dokter, menurut data yang dikeluarkan pada Senin malam. Sekitar 3.680 orang yang terinfeksi sama sekali tidak dirawat di rumah sakit.
Pemerintah belum memperkirakan dampak ketiadaan undang-undang parlemen itu terhadap peningkatan jumlah orang yang terinfeksi, kata Perdana Menteri Ludovic Orban.
Hingga Senin, Romania telah mencatat total 38.139 pengidap COVID-19, yang 22.747 di antaranya sembuh dan 2.038 meninggal.
Sumber: Reuters
Baca juga: Uni Eropa kecualikan Amerika Serikat dari daftar negara "aman"
Pewarta: Tia Mutiasari
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2020