• Beranda
  • Berita
  • Mandi di lokasi banjir, dua bocah di Sintang-Kalbar meninggal

Mandi di lokasi banjir, dua bocah di Sintang-Kalbar meninggal

21 Juli 2020 22:36 WIB
Mandi di lokasi banjir, dua bocah di Sintang-Kalbar meninggal
Bupati Sintang Jarot Winarno saat menyerahkan bantuan secara simbolis untuk korban banjir di wilayah Sintang, Kalimantan Barat. (FOTO ANTARA/Istimewa)

Korban atas nama Gibran (7) ditemukan sekitar pukul 20.00 WIB, setengah jam kemudian temannya yang bernama Iqbal (9) juga ditemukan.

Banjir yang terjadi di Desa Tanjung Ria, Kecamatan Sepauk, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat, menelan korban jiwa, yakni dua bocah berusia tujuh tahun dan sembilan tahun yang meninggal dunia saat mandi di lokasi banjir daerah setempat.
 
Peristiwa tersebut terjadi Selasa (21/7) 2020 sore, tepatnya di Jalan Putung Kemlat Dusun Batu Belian, Desa Tanjung Ria, Kecamatan Sepauk.
 
"Memang benar tadi kami menerima laporan dari Polsek Sepauk jika telah terjadi kejadian tenggelam dengan korban dua anak kecil," kata Kapolres Sintang KBP John Ginting melalui Humas Polres Sintang Iptu Hariyanto, di Sintang, Kalimantan Barat, Selasa malam.
 
Ia menjelaskan kedua anak itu bisa ditemukan meski dalam keadaan meninggal. Korban atas nama Gibran (7) ditemukan sekitar pukul 20.00 WIB, setengah jam kemudian temannya yang bernama Iqbal (9) juga ditemukan.
 
"Keduanya ditemukan di bawah kolong lanting, dalam keadaan sudah meninggal," kata Hariyanto.
 
Ia mengatakan peristiwa tersebut diketahui ketika warga dikejutkan dengan suara minta tolong, dari anak - anak yang sedang mandi di lanting atau jamban yang mengapung di sungai. Mereka berteriak karena panik melihat dua temannya tergelincir dan tenggelam.
 
" Warga segera membantu dan melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Sepauk yang segera melakukan pencarian terhadap keduanya, pencarian memakan waktu cukup lama, tetapi akhirnya kedua bocah itu ditemukan dalam keadaan meninggal," katanya.
 
Atas kejadian tersebut, pihaknya mengimbau kepada seluruh warga Sintang yang saat ini daerahnya mengalami banjir untuk selalu mengawasi putra - putrinya saat mandi di sungai maupun di lokasi banjir, karena ada daerah yang dalam dan berbahaya.
 
" Kejadian itu membuat kita prihatin dan kami menyampaikan belasungkawa, kami juga imbau agar orang tua lebih ketat lagi mengawasi anak - anaknya saat mandi di sungai dalam keadaan banjir," demikian Hariyanto.

Pewarta: Teofilusianto Timotius
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020